Pneumonia Pneumokistik (Pneumokistosis) adalah suatu infeksi paru-paru akibat jamur yang bernama Pneumocystis carinii.
PENYEBAB
Pneumocystis carinii adalah organisme yang biasa hidup di paru-paru normal dan tidak menimbulkan gejala.
Tetapi pada orang-orang yang mengalami gangguan sistem kekebalan akibat kanker, HIV/AIDS, pencangkokan sumsum tulang maupun organ padat dan pada orang-orang yang menggunakan kortikosteroid dalam jangka panjang atau obat-obatan lainnya yang mempengaruhi sistem kekebalan, jamur tersebut bisa menyebabkan terjadinya infeksi paru-paru.
Lebih dari 80% penderita AIDS yang tidak mendapatkan pengobatan pencegahan standar, suatu saat akan menderita penyakit ini.
Pneumokistosis seringkali merupakan tanda pertama yang menunjukkan bahwa infeksi HIV telah berkembang menjadi AIDS.
Pada penderita AIDS, pneumokistosis biasanya memiliki perjalanan penyakit yang lebih lambat, yaitu batuk, demam dan sesak nafas selama berminggu-minggu. Sedangkan pada non-penderita AIDS, perjalanan penyakit ini biasanya lebih singkat dan sifatnya lebih akut.
GEJALA
Kebanyakan penderita akan merasakan demam, sesak nafas dan batuk kering.
Paru-paru tidak dapat menyalurkan oksigen dalam jumlah yang memadai ke dalam darah sehingga timbul sesak nafas yang berat. Sesak terutama timbul setelah penderita melakukan aktivitas.
DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan mikroskopik terhadap dahak yang diperoleh melalui salah satu dari kedua cara berikut:
- Induksi dahak (menggunakan air atau uap air untuk merangsang batuk)
- Bronkoskopi (memasukkan sebuah alat ke dalam saluran pernafasan untuk mengambil dahak).
# Pemeriksaan lainnya yang mungkin perlu dillakukan: Rontgen dada
# Biopsi paru-paru (jarang dilakukan)
# Analis gas darah (bisa menunjukkan adanya penurunan kadar oksigen dalam darah).
PENGOBATAN
Antibiotik yang biasa digunakan adalah trimethoprim-sulfametoxazole, yang bisa diberikan per-oral (melalui mulut) maupun melalui infus, tergantung kepada beratnya penyakit.
Efek samping berupa kemerahan, berkurangnya jumlah sel darah putih dan demam, biasanya ditemukan pada penderita AIDS.
Pengobatan pilihan lainnya adalah:
- dapson dan trimethoprim
- clindamycin dan primakuin
- trimetrexat dan leukovorin
- atovakuon
- pentamidin.
Corticosteroid bisa diberikan kepada penderita yang memiliki kadar oksigen yang rendah.
Meskipun diobati, angka kematian mencapai 10-30%.
Penderita AIDS yang telah berhasil diobati, biasanya mendapatkan pengobatan seperti trimethoprim-sulfametoxazole atau pentamidin aerosol, untuk mencegah terjadinya kembali penyakit ini.
PENCEGAHAN
Kepada penderita AIDS, pengguna kortikosteroid dosis tinggi jangka panjang dan kepada orang-orang yang pernah menderita pneumokistosis, dianjurkan untuk menjalani terapi profilaksis (pencegahan).
Yang paling efektif adalah trimethoprim-sulfametoxazole, tetapi bisa juga diberikan dapson, atovakuon atau pentamidin.
PENYEBAB
Pneumocystis carinii adalah organisme yang biasa hidup di paru-paru normal dan tidak menimbulkan gejala.
Tetapi pada orang-orang yang mengalami gangguan sistem kekebalan akibat kanker, HIV/AIDS, pencangkokan sumsum tulang maupun organ padat dan pada orang-orang yang menggunakan kortikosteroid dalam jangka panjang atau obat-obatan lainnya yang mempengaruhi sistem kekebalan, jamur tersebut bisa menyebabkan terjadinya infeksi paru-paru.
Lebih dari 80% penderita AIDS yang tidak mendapatkan pengobatan pencegahan standar, suatu saat akan menderita penyakit ini.
Pneumokistosis seringkali merupakan tanda pertama yang menunjukkan bahwa infeksi HIV telah berkembang menjadi AIDS.
Pada penderita AIDS, pneumokistosis biasanya memiliki perjalanan penyakit yang lebih lambat, yaitu batuk, demam dan sesak nafas selama berminggu-minggu. Sedangkan pada non-penderita AIDS, perjalanan penyakit ini biasanya lebih singkat dan sifatnya lebih akut.
GEJALA
Kebanyakan penderita akan merasakan demam, sesak nafas dan batuk kering.
Paru-paru tidak dapat menyalurkan oksigen dalam jumlah yang memadai ke dalam darah sehingga timbul sesak nafas yang berat. Sesak terutama timbul setelah penderita melakukan aktivitas.
DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan mikroskopik terhadap dahak yang diperoleh melalui salah satu dari kedua cara berikut:
- Induksi dahak (menggunakan air atau uap air untuk merangsang batuk)
- Bronkoskopi (memasukkan sebuah alat ke dalam saluran pernafasan untuk mengambil dahak).
# Pemeriksaan lainnya yang mungkin perlu dillakukan: Rontgen dada
# Biopsi paru-paru (jarang dilakukan)
# Analis gas darah (bisa menunjukkan adanya penurunan kadar oksigen dalam darah).
PENGOBATAN
Antibiotik yang biasa digunakan adalah trimethoprim-sulfametoxazole, yang bisa diberikan per-oral (melalui mulut) maupun melalui infus, tergantung kepada beratnya penyakit.
Efek samping berupa kemerahan, berkurangnya jumlah sel darah putih dan demam, biasanya ditemukan pada penderita AIDS.
Pengobatan pilihan lainnya adalah:
- dapson dan trimethoprim
- clindamycin dan primakuin
- trimetrexat dan leukovorin
- atovakuon
- pentamidin.
Corticosteroid bisa diberikan kepada penderita yang memiliki kadar oksigen yang rendah.
Meskipun diobati, angka kematian mencapai 10-30%.
Penderita AIDS yang telah berhasil diobati, biasanya mendapatkan pengobatan seperti trimethoprim-sulfametoxazole atau pentamidin aerosol, untuk mencegah terjadinya kembali penyakit ini.
PENCEGAHAN
Kepada penderita AIDS, pengguna kortikosteroid dosis tinggi jangka panjang dan kepada orang-orang yang pernah menderita pneumokistosis, dianjurkan untuk menjalani terapi profilaksis (pencegahan).
Yang paling efektif adalah trimethoprim-sulfametoxazole, tetapi bisa juga diberikan dapson, atovakuon atau pentamidin.
Source:http://www.terapisehat.com/2010/08/pneumonia-pneumokistik-pneumokistosis.html
No comments:
Post a Comment