Asbestosis adalah suatu penyakit saluran pernafasan yang terjadi akibat menghirup serat-serat asbes, dimana pada paru-paru terbentuk jaringan parut yang luas.
Asbestos terdiri dari serat silikat mineral dengan komposisi kimiawi yang berbeda. Jika terhisap, serat asbes mengendap di dalam dalam paru-paru, menyebabkan parut.
Menghirup asbes juga dapat menyebabkan penebalan pleura (selaput yang melapisi paru-paru).
PENYEBAB
Menghirup serat asbes bisa menyebabkan terbentuknya jaringan parut (fibrosis) di dalam paru-paru.
Jaringan paru-paru yang membentuk fibrosis tidak dapat mengembang dan mengempis sebagaimana mestinya. Beratnya penyakit tergantung kepada lamanya pemaparan dan jumlah serat yang terhirup.
Pemaparan asbes bisa ditemukan di industri pertambangan dan penggilingan, konstruksi dan industri lainnya.
Pemaparan pada keluarga pekerja asbes juga bisa terjadi dari partikel yang terbawa ke rumah di dalam pakaian pekerja.
# Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh asbes diantaranya: Plak pleura (kalsifikasi)
# Mesotelioma maligna
# Efusi pleura.
Mesotelioma bisa timbul dalam waktu 20-40 tahun setelah pemaparan.
Merokok sigaret menyebabkan meningkatnya resiko terjadinya penyakit akibat asbes.
Angka kejadiannya adalah sebesar 4 diantara 10.000 orang.
GEJALA
Gejala asbestosis muncul secara bertahap dan baru muncul hanya setelah terbentuknya jaringan parut dalam jumlah banyak dan paru-paru kehilangan elastisitasnya.
Gejala pertama adalah sesak nafas ringan dan berkurangnya kemampuan untuk melakukan gerak badan.
Sekitar 15% penderita, akan mengalami sesak nafas yang berat dan mengalami kegagalan pernafasan.
Perokok berat dengan bronkitis kronis dan asbestosis, akan menderita batuk-batuk dan bengek.
Menghirup serat asbes kadang-kadang dapat menyebabkan terkumpulnya cairan pada ruang antara kedua selaput yang melapisi paru-paru. Meskipun jarang, asbes juga bisa menyebabkan tumor pada pleura yang disebut mesotelioma atau pada selaput perut yang disebut mesotelioma peritoneal.
Mesotelioma yang disebabkan oleh asbes bersifat ganas dan tidak dapat disembuhkan.
Mesotelioma umumnya muncul stelah terpapar krokidolit, satu dari 4 jenis asbes.
Amosit, jenis yang lainnya, juga menyebabkan mesotelioma.
Krisotil mungkin tidak menyebabkan mesotelioma tetapi kadang tercemar oleh tremolit yang dapat menyebabkan mesotelioma.
Mesotelioma biasanya terjadi setelah pemaparan selama 30-40 tahun.
Kanker paru-paru akan terjadi pada penderita asbestosis yang juga merokok, terutama mereka yang merokok lebih dari 1 (satu) bungkus sehari.
Gejala lainnya yang mungkin ditemukan:
- batuk
- rasa sesak di dada
- nyeri dada
- kelainan kuku atau clubbing of fingers (bentuk jari-jari tangan yang menyerupai tabuh genderang).
DIAGNOSA
Pada pemeriksaan fisik dengan menggunakan stetoskop, akan terdengar suara ronki
# Untuk memperkuat diagnosis, biasanya dilakukan pemeriksaan berikut: Rontgen dada
# Tes fungsi paru-paru
# CT scan paru.
PENGOBATAN
Pengobatan suportif untuk mengatasi gejala yang timbul adalah membuang lendir/dahak dari paru-paru melalui prosedur postural drainase, perkusi dada dan vibrasi.
Diberikan obat semprot untuk mengencerkan lendir.
Mungkin perlu diberikan oksigen, baik melalui sungkup muka (masker) maupun melalui selang plastik yang dipasang di lubang hidung.
Kadang dilakukan pencangkokan paru-paru.
Mesotelioma berakibat fatal, kemoterapi tidak banyak bermanfaat dan pengangkatan tumor tidak menyembuhkan kanker.
PENCEGAHAN
Asbestosis dapat dicegah dengan mengurangi kadar serat dan debu asbes di lingkungan kerja.
Karena industri yang menggunakan asbes sudah melakukan kontrol debu, sekarang ini lebih sedikit yang menderita asbestosis, tetapi mesotelioma masih terjadi pada orang yang pernah terpapar 40 tahun lalu.
Untuk mengurangi resiko terjadinya kanker paru-paru, kepada para pekerja yang berhubungan dengan asbes, dianjurkan untuk berhenti merokok.
Asbestos terdiri dari serat silikat mineral dengan komposisi kimiawi yang berbeda. Jika terhisap, serat asbes mengendap di dalam dalam paru-paru, menyebabkan parut.
Menghirup asbes juga dapat menyebabkan penebalan pleura (selaput yang melapisi paru-paru).
PENYEBAB
Menghirup serat asbes bisa menyebabkan terbentuknya jaringan parut (fibrosis) di dalam paru-paru.
Jaringan paru-paru yang membentuk fibrosis tidak dapat mengembang dan mengempis sebagaimana mestinya. Beratnya penyakit tergantung kepada lamanya pemaparan dan jumlah serat yang terhirup.
Pemaparan asbes bisa ditemukan di industri pertambangan dan penggilingan, konstruksi dan industri lainnya.
Pemaparan pada keluarga pekerja asbes juga bisa terjadi dari partikel yang terbawa ke rumah di dalam pakaian pekerja.
# Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh asbes diantaranya: Plak pleura (kalsifikasi)
# Mesotelioma maligna
# Efusi pleura.
Mesotelioma bisa timbul dalam waktu 20-40 tahun setelah pemaparan.
Merokok sigaret menyebabkan meningkatnya resiko terjadinya penyakit akibat asbes.
Angka kejadiannya adalah sebesar 4 diantara 10.000 orang.
GEJALA
Gejala asbestosis muncul secara bertahap dan baru muncul hanya setelah terbentuknya jaringan parut dalam jumlah banyak dan paru-paru kehilangan elastisitasnya.
Gejala pertama adalah sesak nafas ringan dan berkurangnya kemampuan untuk melakukan gerak badan.
Sekitar 15% penderita, akan mengalami sesak nafas yang berat dan mengalami kegagalan pernafasan.
Perokok berat dengan bronkitis kronis dan asbestosis, akan menderita batuk-batuk dan bengek.
Menghirup serat asbes kadang-kadang dapat menyebabkan terkumpulnya cairan pada ruang antara kedua selaput yang melapisi paru-paru. Meskipun jarang, asbes juga bisa menyebabkan tumor pada pleura yang disebut mesotelioma atau pada selaput perut yang disebut mesotelioma peritoneal.
Mesotelioma yang disebabkan oleh asbes bersifat ganas dan tidak dapat disembuhkan.
Mesotelioma umumnya muncul stelah terpapar krokidolit, satu dari 4 jenis asbes.
Amosit, jenis yang lainnya, juga menyebabkan mesotelioma.
Krisotil mungkin tidak menyebabkan mesotelioma tetapi kadang tercemar oleh tremolit yang dapat menyebabkan mesotelioma.
Mesotelioma biasanya terjadi setelah pemaparan selama 30-40 tahun.
Kanker paru-paru akan terjadi pada penderita asbestosis yang juga merokok, terutama mereka yang merokok lebih dari 1 (satu) bungkus sehari.
Gejala lainnya yang mungkin ditemukan:
- batuk
- rasa sesak di dada
- nyeri dada
- kelainan kuku atau clubbing of fingers (bentuk jari-jari tangan yang menyerupai tabuh genderang).
DIAGNOSA
Pada pemeriksaan fisik dengan menggunakan stetoskop, akan terdengar suara ronki
# Untuk memperkuat diagnosis, biasanya dilakukan pemeriksaan berikut: Rontgen dada
# Tes fungsi paru-paru
# CT scan paru.
PENGOBATAN
Pengobatan suportif untuk mengatasi gejala yang timbul adalah membuang lendir/dahak dari paru-paru melalui prosedur postural drainase, perkusi dada dan vibrasi.
Diberikan obat semprot untuk mengencerkan lendir.
Mungkin perlu diberikan oksigen, baik melalui sungkup muka (masker) maupun melalui selang plastik yang dipasang di lubang hidung.
Kadang dilakukan pencangkokan paru-paru.
Mesotelioma berakibat fatal, kemoterapi tidak banyak bermanfaat dan pengangkatan tumor tidak menyembuhkan kanker.
PENCEGAHAN
Asbestosis dapat dicegah dengan mengurangi kadar serat dan debu asbes di lingkungan kerja.
Karena industri yang menggunakan asbes sudah melakukan kontrol debu, sekarang ini lebih sedikit yang menderita asbestosis, tetapi mesotelioma masih terjadi pada orang yang pernah terpapar 40 tahun lalu.
Untuk mengurangi resiko terjadinya kanker paru-paru, kepada para pekerja yang berhubungan dengan asbes, dianjurkan untuk berhenti merokok.
Source:http://www.terapisehat.com/2010/08/asbestosis.html
No comments:
Post a Comment