Info-Kesehatan: Cara Merawat Miss V yang Tepat

 Usia saya 23 tahun dan belum menikah. Saya pernah membaca di sebuah artikel, bahwa kita tidak disarankan untuk menggunakan cairan atau sabun pembersih kewanitaan terlalu sering. Benarkah demikian? Bagaimana dengan ratus atau V-Spa (spa vagina) yang  banyak dilakukan para perempuan sebelum menikah? Apa manfaat perawatan ini? Apakah perawatan ini juga memberikan efek samping? Lalu, bagaimana sebaiknya kita merawat organ kewanitaan agar selalu bersih dan jauh dari penyakit? -Linda, Palembang

Dr Prima Progestian, SpOG (K), dokter spesialis kebidanan dan kandungan Brawijaya Woman and Children Hospital menjawab:

Memang benar, penggunaan antiseptik sebaiknya dihindari apalagi sampai masuk ke dalam Miss V. Hal ini dapat menyebabkan matinya bakteri yang "baik" dalam Miss V sehingga akan menyebabkan keputihan. Sayang, banyak perempuan yang tidak mengetahui tentang hal ini dan menganggap penggunaan sabun pembersih kewanitaan akan membuat Miss V kesat dan sehat. Padahal membersihkan Miss V tidak boleh sembarangan, tidak boleh memakai macam-macam alat atau cairan.

V-spa atau perawatan lain yang berhubungan dengan tindakan mencampur macam-macam ramuan dengan daun sirih dan sebagainya sebenarnya bisa membuat Miss V kering. Miss V sendiri diciptakan lembap. Bahkan idealnya bersifat asam yaitu pada kisaran pH 3-6. Nah, dengan kelembapan itu, Miss V mengeluarkan cairan khusus yang bertujuan menjaga dari kuman dan kotoran yang masuk. Kalau kering, Miss V menjadi tidak berdaya sehingga lebih mudah terinfeksi dan terluka.

Jadi, hindari memakai produk perawatan yang mengandung daun sirih atau wewangian terlalu sering karena akan merusak selaput Miss V. Untuk merawat organ intim jika sudah berhubungan intim dapat dilakukan dengan pembersihan Miss V (vaginal toilet) secara mandiri. Cukup menggunakan air bersih dan dibasuhkan dengan jari hingga ke dalam menyentuh mulut rahim.

Bagi yang belum pernah berhubungan intim memang agak sulit. Jika ingin memakai pembersih, gunakan yang mengandung laktobasilus untuk mengatur flora normal Miss V. Perawatan dengan ratus masih boleh dilakukan hanya jika alat dan bahan yang digunakan bersih serta penguapan tidak berupa asal jelaga.(kompas,Senin, 9/8/2010)

Source:http://www.terapisehat.com/2010/11/cara-merawat-miss-v-yang-tepat.html

Info-Kesehatan: Cukup Foreplay Tapi Tetap Sakit Saat Ngeseks

T. Saya mengalami kesulitan ketika berhubungan seks dengan istri. Dia terus mengeluh kesakitan. Kami sudah melakukan cukup foreplay agar dia bergairah. Apa yang harus kami lakukan?

J. Saya butuh sejarah hubungan seks kalian untuk memberi tahu secara pasti apa yang harus dilakukan. Sepertinya, vagina istri Anda tidak cukup basah meskipun foreplay telah cukup dilakukan. Ada banyak penyebab lain yang bisa menimbulkan rasa sakit seperti hal psikologis yaitu gelisah, kontraksi otot, infeks, bahkan pertumbuhan tumor di sistem reproduksi. Atau bisa saja, istri tidak siap untuk melakukan seks saat itu, sehingga dia merasa sakit. Cobalah berkomunikasi dengannya untuk tahu apa penyebab rasa sakit itu dan jika mungkin, lakukanlah pemeriksaan ke dokter. (Kompas,Rabu, 25 Juni 2008 )

Source:http://www.terapisehat.com/2010/11/cukup-foreplay-tapi-tetap-sakit-saat.html

Info-Kesehatan: Terpaksa Oral Seks, Gimana?

T. Saya tidak suka melakukan oral seks, tapi pasangan saya memaksa, apa yang harus saya lakukan?

J. Jangan biarkan Anda merasa tidak nyaman pada saat bercinta. Pasangan Anda seharusnya menghargai keinginan tersebut dan mencoba membuat Anda merasa nyaman. Penting bagi kalian berdua untuk berbicara secara terbuka mengenai perasaan dan kekhawatiran masing-masing. Cari jalan keluarnya bersama. Menyelesaikan masalah merupakan bagian penting dan bunga-bunga dari sebuah hubungan percintaan.(Kompas,Rabu, 1/4/2009)

Source:http://www.terapisehat.com/2010/11/terpaksa-oral-seks-gimana.html

Info-Kesehatan: Apa Ruginya Melakukan Seks Oral?

T: Apa saja kerugiannya jika kita melakukan hubungan seks oral dengan pasangan?

J: Beberapa lingkungan masyarakat, budaya atau agama mungkin tidak menerima hubungan seks jenis oral sebagai hubungan intim yang wajar. Oleh karena itu, Anda mungkin akan menerima opini yang berbeda-beda tentang hal ini. Meski demikian, banyak pasangan yang melakukannya asalkan keduanya menikmati proses seks oral tersebut. Namun ingat, penting untuk menjaga kebersihan daerah kelamin jika kamu ingin melakukannya untuk memperkecil resiko infeksi kulit jika pada kulit kelamin pasangan kamu terdapat luka (Kompas,Senin, 21 Juni 2010)

Source:http://www.terapisehat.com/2010/11/apa-ruginya-melakukan-seks-oral.html

Info-Kesehatan: G-SPOT, Apa Ya?




Pengetahuan dasar tentang seksualitas sangat penting dimiliki orang dewasa. Antara lain supaya tidak terjebak dalam mitos dan pendapat keliru tentang seks yang sangat banyak beredar, termasuk di kalangan dokter.

“Saya seorang remaja umur 21 tahun. Saya pernah membaca bahwa bagian peka rangsangan pada wanita sama dengan pria, yang paling peka adalah klitoris dan G-spot. Maaf, apa yang disebut klitoris dan G-spot itu? Mohon penjelasan karena pengetahuan saya tentang seks masih kurang.



Di sekitar anus saya tumbuh bulu-bulu, apakah itu wajar? Apakah bulu tumbuh pada setiap orang, termasuk wanita? Apakah pada wanita juga tumbuh rambut pada kemaluannya?

Saya juga ingin tahu, apakah boleh atau berpengaruhkah bila kita mencium dan menjilati kelamin wanita, ketika melakukan hubungan seks (saya pernah baca, bahkan menggigitnya)?”


Y., Garut, Jawa Barat

Pentingnya Pengetahuan
Pertanyaan Anda menyangkut pengetahuan dasar tentang seksualitas. Memang telah banyak penelitian yang menunjukkan pengetahuan seksual masyarakat, termasuk kaum muda, kurang atau salah.

Masalahnya, perilaku seksual di kalangan muda khususnya, telah berubah, sehingga terjadi kesenjangan antara pengetahuan dengan perilaku. Apalagi di masyarakat kita banyak sekali beredar mitos tentang seks yang sangat menyesatkan dan merugikan.
Bahkan, tidak sedikit kalangan terdidik, termasuk dokter, yang tak menyadari bahwa informasi yang disampaikan kepada masyarakat sebenarnya hanyalah mitos tentang seks, bukan sebuah kebenaran.

Akibatnya muncul berbagai masalah yang berkaitan dengan seksualitas, bahkan dapat mengakibatkan kematian. Sebagai contoh, kematian yang dialami oleh seorang PNS di Jakarta beberapa waktu lalu, setelah mendapat suntikan di penis dengan tujuan untuk menambah ukurannya.

Contoh ini sangat jelas menggambarkan bagaimana mitos tentang ukuran penis masih kuat melekat di benak masyarakat. Di pihak lain, ada warga masyarakat yang memanfaatkan kebodohan masyarakat untuk mendapatkan keuntungan dengan menawarkan cara-cara yang tidak ilmiah.

1/3 Bagian Luar
Pada wanita, seperti pada pria, kelamin merupakan bagian peka rangsangan, khususnya klitoris dan G-spot. Klitoris merupakan bagian kelamin wanita yang sebenarnya identik dengan penis pada pria.

Letaknya di bagian atas kelamin bagian luar, pada pertemuan antara kedua bibir besar. Klitoris dapat dilihat dari luar, apalagi dalam keadaan ereksi. Tentu akan lebih jelas kalau Anda melihat gambar anatomi kelamin.

Berbeda dengan klitoris yang dapat dilihat dari luar, G-spot tidak dapat dilihat dari luar karena terletak di dinding depan vagina 1/3 bagian luar. G-spot bukan merupakan sebuah organ khusus seperti klitoris, melainkan sebuah daerah pada dinding vagina yang padat dengan ujung saraf perasa.

Seperti klitoris, G-spot merupakan bagian peka rangsangan juga. Kedua bagian peka rangsangan ini sangat diperlukan bagi wanita dalam melakukan hubungan seksual, agar dapat berlangsung dengan baik dan memuaskan.

Rangsangan pada G-spot dapat menimbulkan sensasi erotis yang dirasakan lebih kuat dibandingkan rangsangan pada klitoris. 

Pria Wanita Sama
Rambut kelamin akan tumbuh pada pria dan wanita setelah mencapai usia pubertas. Demikian juga rambut di sekitar anus dapat tumbuh, baik pada pria maupun wanita.
Mengenai rangsangan mulut terhadap kelamin atau yang biasa disebut seks oral, boleh saja dilakukan kalau suami istri memang menghendaki dan dirasa menyenangkan bagi kedua pihak. Tentu saja kedua pihak harus berada dalam keadaan sehat, tidak mengidap penyakit kelamin.

Dalam ikatan suami istri, sebenarnya pasangan bebas melakukan semua variasi aktivitas seksual dan hubungan seksual, asal memenuhi ketiga syarat, yaitu dikehendaki bersama, menyenangkan kedua pihak, dan tidak menimbulkan akibat buruk baik secara fisik maupun psikis.

Kalau variasi aktivitas seksual dan hubungan seksual yang akan dilakukan tidak memenuhi ketiga syarat tersebut, seharusnya tidak dilakukan. Contohnya, hanya salah satu pihak yang menghendaki. @

Konsultasi Dijawab Prof DR. dr. Wimpie Pangkahila Sp.And (Kompas,Kamis, 18 Maret 2010)

Source:http://www.terapisehat.com/2010/11/g-spot-apa-ya.html

Info-Kesehatan: Tiap Kali Ngeseks, Istri Mengeluh Sakit

T. Setiap kali hubungan seks, istri selalu minta agar melakukannya dengan cepat karena dia mengeluh sakit di vagina. Apa sebaiknya yang saya lakukan?

J. Tentu ini bukan kondisi yang baik dan menyenangkan. Lebih baik Anda tidak berhubungan seks daripada harus berhubungan dengan cepat dan terburu-buru. Tentu, ada satu alasan atas keluhan yang terlontar dari istri Anda. Ada banyak kemungkinan yang bisa disebut, seperti ukuran vagina pendek, kurangnya cairan (lubrikasi) di vagina, posisi penis yang salah, suasana, dan rasa cemas. Penting bagi kedua belah pihak untuk mengetahui masalah ini dengan jelas dan saling mengerti satu sama lain. Saya sarankan Anda dan istri melakukan check up lengkap ke seorang dokter untuk menemukan penyebab atas apa yang terjadi.(Kompas,Senin, 12 Januari 2009)

Source:http://www.terapisehat.com/2010/11/tiap-kali-ngeseks-istri-mengeluh-sakit.html

Info-Kesehatan: Tak Pernah Ngeseks, Perlukah Pap Smear?




T. Meski saya belum pernah melakukan hubungan badan, saya dan pasangan melakukan oral seks dan sangat intim secara seksual. Dokter pribadi saya menganjurkan agar saya melakukan pap-smear, tapi saya rasa tidak memerlukannya karena belum pernah melakukan hubungan badan. Apakah saya betul?

J. Salah satu faktor penting penyebab kanker serviks adalah hubungan badan, karena itu pemeriksaan pap-smear bagi wanita yang aktif secara seksual penting sekali.

Namun demikian ada juga sebab lain (faktor risiko) munculnya kanker serviks seperti keturunan, infeksi HPV yang bisa menular lewat sentuhan kulit (oral seks) dan tidak menunjukkan gejala apapun.

Agar lebih yakin dengan permintaan pap-smear dari dokter Anda, tanyakan apa alasannya.

www.loverairways.com, kompas, Senin, 20 Oktober 2008

Source:http://www.terapisehat.com/2010/11/tak-pernah-ngeseks-perlukah-pap-smear.html

Info-Kesehatan: Sudah Ada Anak, Tak Perlu Ngeseks Lagi?

T. Saya tidak melakukan hubungan seks lagi selama 2 tahun, setelah anak ke 2 lahir. Suami saya selalu sibuk di kantor dan kuliah S3nya. Saya sudah bicara dengan dia tapi dia bilang kami sudah punya cukup banyak anak. Tidak perlu berhubungan seks lagi. Padahal hubungan seks tidak hanya untuk memiliki anak kan?

J. Suami kamu perlu mengerti bahwa hubungan seks bukan sekedar untuk membuat bayi ataupun untuk mencapai orgasme saja. Seks merupakan salah satu bentuk komunikasi penting bagi suami istri untuk mengetahui tentang tubuh masing-masing, memahami keadaan fisik masing-masing dan status kesehatan. Ini juga merupakan proses dimana rasa cinta, kasih dan sayang dapat diekspresikan. Kalian bisa juga menemui konsultan pasutri jika suami kamu masih terus menolak.(Kompas,Jumat, 4/4/2008 )

Source:http://www.terapisehat.com/2010/11/sudah-ada-anak-tak-perlu-ngeseks-lagi.html

Info-Kesehatan: Seks: Setahun Cuma Tiga Kali!

Setahun ini ia dan suami hanya tiga kali melakukan hubungan seksual. Kelelahan yang menjadi alasan, pulang kantor sudah sore. Masalahnya, kenapa orang lain yang juga sibuk tetap bisa berhubungan seks lebih sering?

"Saya seorang istri berumur 40 tahun, suami 43 tahun. Kami menikah sudah 15 tahun dan mempunyai dua anak. Sejak setahun lalu kami sangat jarang melakukan hubungan seks. Hanya tiga kali kami melakukan hubungan seks selama setahun ini dan itu pun sangat singkat.

Kami sama-sama sibuk sehingga waktu pulang ke rumah sore hari sudah kelelahan. Inginnya istirahat dan main sama anak. Suami mengatakan tak masalah tidak melakukan hubungan seks karena capek. 

Saya pernah bertanya-tanya, apakah kami normal dengan kehidupan seperti ini. Saya pernah mengobrol dengan dua teman di kantor yang umurnya dua tahun lebih tua dari saya dan suaminya juga lebih tua. Pertanyaannya, mengapa mereka masih sering melakukan hubungan dengan suaminya? Malah katanya kalau seminggu tidak berhubungan, mereka sudah ingin sekali, lebih-lebih suaminya.

Teman saya itu tidak percaya kalau saya dan suami sangat jarang berhubungan seks karena usia kami lebih muda. Yang membuat saya agak khawatir karena teman saya mengatakan, "Jangan-jangan suamimu main di luar." Walaupun teman saya bergurau, saya jadi berpikir, apa benar suami begitu.

Mohon dijelaskan, apakah wajar kalau suami hanya ingin melakukan hubungan seks tiga kali dalam setahun ini? Apakah mungkin suami main di luar seperti kata teman saya? Apakah wajar kalau saya tidak ingin melakukan hubungan seks dalam waktu lama?

Apakah saya dan suami perlu mendapat pengobatan? Mana yang dianggap normal, saya dan suami atau teman saya dan suaminya itu?”
SG, Malang

Konteksnya pasangan
Kehidupan seksual harus selalu dilihat dalam konteks pasangan. Artinya, jangan hanya memandang kehidupan seksual dari kepentingan diri sendiri atau pasangan saja, melainkan kepentingan bersama sebagai satu pasangan. Karena itu, kehidupan seksual satu pasangan tidak harus sama dengan kehidupan seksual pasangan lain.

Kalau Anda membandingkan kehidupan seksual Anda dengan teman sekantor dan ternyata berbeda, itu sangat wajar. Berbagai faktor yang memengaruhi kehidupan seksual Anda dan suami tentu tidak sama dengan faktor yang memengaruhi teman Anda dan pasangannya. Namun, tentu saja kita dapat memberikan penilaian, kehidupan seksual mana yang lebih wajar.

Frekuensi hubungan seksual dipengaruhi oleh beberapa faktor pada kedua pihak. Pertama, dorongan seksual. Kedua, fungsi seksual yang lain. Ketiga, kualitas hubungan seksual sebelumnya. Keempat, daya tarik pasangan.

Kalau faktor tersebut mendukung, frekuensi hubungan seksual sering. Sebaliknya, kalau faktor tersebut menghambat, frekuensinya menjadi jarang.

Frekuensi hubungan seksual Anda dan suami pasti tergolong jarang karena hanya tiga kali dalam setahun ini. Tentu berbeda jauh dengan teman Anda di kantor itu. Syukurlah kalau ternyata memang dikehendaki bersama dengan suami. Masalahnya, mengapa terjadi frekuensi yang jarang itu?

Cobalah Anda lihat keempat faktor di atas. Bagaimana dorongan seksual Anda dan suami? Bagaimana fungsi seksual yang lain pada diri Anda dan suami, seperti perlendiran vagina dan ereksi penis? Bagaimana pula kualitas hubungan seksual sebelumnya, apakah menyenangkan atau tidak? Bagaimana ketertarikan Anda secara fisik dan psikis terhadap suami dan sebaliknya?

Jangan dibiarkan
Kelelahan fisik memang termasuk salah satu penyebab menurunnya dorongan seksual dan fungsi seksual yang lain. Meski begitu, kalau kelelahan sampai menimbulkan akibat dalam kehidupan sehari-hari, berarti ada suatu gangguan pada diri Anda dan suami. Keadaan ini seharusnya tidak dibiarkan karena merupakan manifestasi dari gangguan fisik atau psikis yang ada.     

Kekhawatiran Anda mengenai suami yang melakukan hubungan seksual dengan wanita lain, saya pikir tidak berlebihan. Kemungkinan itu dapat saja terjadi. Namun, kalau memang dia mengalami gangguan yang menghambat salah satu faktor di atas, kekhawatiran tidak perlu terjadi.

Pada dasarnya kesepakatan suami istri harus menjadi pegangan dalam kehidupan seksual. Tentu saja kesepakatan ini harus dilandasi kejujuran dan jangan sampai mengganggu salah satu pihak.

Kesepakatan Anda dan suami baik saja asal dilandasi kejujuran dan tidak menimbulkan gangguan bagi Anda dan dia. Kalau dilandasi ketidakjujuran, kekhawatiran Anda itulah yang terjadi.      

Cobalah berkomunikasi lebih baik mengenai kehidupan seksual Anda dan suami yang sangat jarang ini. Cari tahu mengapa ini terjadi. Kalau benar karena selalu kelelahan, perlu diketahui adakah gangguan yang menimbulkan rasa capek ini selain pekerjaan sehari-hari.  Gangguan ini harus diatasi agar fungsi seksual menjadi lebih baik. @

Konsultasi Dijawab Prof DR dr Wimpie Pangkahila Sp And (Kompas,Jumat, 21/5/2010)

Source:http://www.terapisehat.com/2010/11/seks-setahun-cuma-tiga-kali.html

Info-Kesehatan: Seks atau Cinta?


 Gadis ini menganggap bahwa melakukan hubungan seks dengan orang yang bukan pasangannya bukan berarti tidak mencintai pasangannya. Baginya, seks dan cinta tidak ada kaitannya. “Apakah saya tidak normal?” tanyanya.

“Saya seorang gadis berumur 28 tahun. Sejak mahasiswa saya sudah melakukan hubungan seks dengan pacar. Terus terang, saya senang melakukan hubungan seks dan sangat menikmatinya. Masalahnya, mengapa saya tidak menganggap hanya dengan pacar saya boleh melakukannya?

Saya pernah melakukan hubungan seks dengan teman saya. Saya menikmatinya juga, tetapi saya tidak merasa cinta atau terikat kepada mereka. Saya merasa tetap cinta kepada pacar saya.

Pacar saya tidak tahu apa yang saya lakukan. Saya juga tidak tahu apakah pacar melakukan hubungan seks dengan wanita lain. Saya tidak menganggap bahwa cinta kepada pacar atau suami artinya tidak boleh melakukan hubungan seks dengan orang lain.

Saya sering mendengar teman cewek saya bilang kalau pernah berhubungan seks dengan cowok lain, artinya tidak cinta kepada pacar. Apa betul cinta cuma diukur dengan tidak melakukan hubungan seks dengan orang lain? Apakah kalau pernah melakukan hubungan seks dengan orang lain, kita tidak bisa jadi pacar atau istri yang penuh cinta?

Saya sering mendengar atau pernah tahu sendiri, pria beristri melakukan hubungan seks dengan wanita lain. Lalu, mengapa hidup rumah tangga dengan istrinya tetap bahagia dan rukun? Bukankah itu berarti pria itu tetap mencintai istri dan keluarganya? Kalau sebaliknya, wanita yang melakukan itu, bukankah juga bisa tetap rukun dan bahagia dengan suaminya?

Tolong dijelaskan apakah yang saya lakukan dan pendapat saya ini benar? Apakah saya yang tidak normal?” 

EN, Surabaya
Pasangan tidak tahu
Contoh yang Anda berikan mengenai pria yang melakukan hubungan seksual dengan wanita lain perlu direnungkan lebih jauh.

Mungkin benar Anda menyaksikan suami istri tetap rukun dan bahagia walaupun sang suami melakukan hubungan seksual dengan wanita lain. Namun, Anda tidak tahu, apakah sang istri mengetahui atau tidak perbuatan suaminya. Reaksi pasti berbeda kalau istri mengetahui dengan tidak mengetahui perbuatan yang dilakukan sang suami.

Mungkin saja yang Anda saksikan itu kebetulan sang istri tidak mengetahui perbuatan suaminya. Meski begitu, jangan lupa, tidak sedikit istri yang merasa terganggu ketika mengetahui suaminya melakukan hubungan seksual dengan wanita lain.

Memang sebagian istri dan suami mengetahui pasangannya telah melakukan hubungan seksual dengan orang lain, tetapi mereka menerimanya sebagai sebuah kenyataan. Karena itu, mereka merasa tidak terganggu sepanjang aspek yang lain dalam kehidupan suami istri tidak terganggu. 

Sama juga dengan apa yang Anda lakukan. Kalau pacar Anda mengetahui Anda telah melakukan hubungan seksual dengan pria lain, belum tentu dia tidak terganggu. Boleh jadi dia akan marah, bahkan mungkin memutuskan hubungan pacaran dengan Anda.

Meski demikian, bukan tidak mungkin dia menganggap itu hanya kesalahan biasa yang harus dimaafkan atau menganggap hubungan seks tidak berarti cinta. Namun, saya yakin, Anda cenderung tidak akan berterus terang kepada pacar Anda mengenai perbuatan Anda ini.

Lebih dalam
Anggapan Anda bahwa hubungan seks tidak berarti cinta, saya pikir tidak salah. Memang benar dorongan seksual tidak sama dengan perasaan cinta kepada seseorang. Artinya, hubungan seksual dapat dilakukan tanpa harus dilandasi perasaan cinta.

Dalam hubungan seksual, faktor yang utama ialah dorongan seksual. Namun, jangan lupa, dorongan seksual dipengaruhi olah beberapa faktor, termasuk faktor psikis.
Rasa cinta, rasa tertarik secara fisik, dan rasa senang karena ada persamaan tertentu merupakan contoh faktor psikis yang memengaruhi dorongan seksual. Berarti, kalau Anda tertarik secara fisik kepada seorang pria, dorongan seksual Anda muncul dan ingin melakukan hubungan seksual.

Jadi, memang bukan semata-mata karena cinta orang mau melakukan hubungan seksual. Bila disertai keterlibatan cinta kepada pasangan, kepuasan dalam hubungan seksual akan dirasa lebih dalam.

Dengan penjelasan ini, saya tak ingin mengatakan Anda ”tidak normal”. Saya pikir Anda normal saja seperti orang lain, tetapi punya pengertian dan persepsi tentang seks dan cinta yang berbeda dengan teman Anda. Di pihak lain, pasti ada orang lain yang mempunyai pengertian dan persepsi yang sama dengan Anda.

Masalahnya, hubungan seksual dengan banyak pasangan tergolong hubungan seksual berisiko tinggi bagi penularan penyakit melalui hubungan seksual. Jadi, Anda mesti menyadari risiko ini. Karena itu, berhati-hatilah. @ 

Konsultasi Dijawab Prof Dr Wimpie Pangkahila Sp. And (Kompas,Jumat, 30/4/2010)

Source:http://www.terapisehat.com/2010/11/seks-atau-cinta.html

Info-Kesehatan: Rahim Diangkat, Tak Berpengaruh terhadap Seks


"Empat bulan lalu istri dioperasi pengangkatan rahim karena ada miom yang sudah besar dan membuatnya kesakitan. Sejak selesai operasi sampai sekarang, saya dan istri tidak pernah berhubungan seks. Setiap saya mau berhubungan, istri menolak dengan alasan tidak ingin atau takut sakit atau takut saya tidak puas.

Apa alasan sebenarnya? Mengapa istri sepertinya malas berhubungan seks? Apa benar pengangkatan rahim membuat istri jadi tak ingin berhubungan seks? Apa benar sakit setelah rahim diangkat? Apa benar alasannya takut saya tidak puas?"
T.K, Bekasi

Tidak ada hubungan
Pertanyaan Anda tentang apa alasan sebenarnya yang membuat istri sepertinya malas berhubungan seks hanya dapat dijawab oleh istri Anda sendiri. Tentu, diperlukan komunikasi yang baik dan terbuka.

Ini yang tidak selalu mudah dilakukan oleh suami-istri yang sedang mengalami masalah seksual. Oleh karena itulah, dalam hal ini acap kali diperlukan orang ketiga, khususnya tenaga ahli, untuk mengevaluasi apa yang sebenarnya terjadi.

Operasi yang dialami istri Anda harus jelas diketahui, apakah hanya pengangkatan rahim atau juga dengan kedua indung telurnya. Pengangkatan rahim saja seharusnya tidak menimbulkan akibat buruk apa pun dalam kaitannya dengan fungsi seksual. Namun, hal itu berbeda bila indung telur juga diangkat, apalagi kalau keduanya.

Pengangkatan rahim tidak mengganggu fungsi seksual karena hubungan seksual tak ada kaitannya dengan rahim. Hubungan seksual berlangsung di dalam vagina, yang tidak banyak dipengaruhi oleh pengangkatan rahim.

Lain halnya kalau kedua indung telur istri diangkat, istri Anda akan mengalami penurunan kadar hormon seks secara tajam, yaitu estrogen, progesteron, dan testosteron. Kalau ini terjadi, fungsi seksual akan terganggu.

Hal ini akan memunculkan gangguan berupa hilangnya gairah seksual dan terhambatnya perlendiran vagina, yang akhirnya menimbulkan rasa sakit saat berhubungan seks. Rasa sakit tidak hanya akan dialami oleh istri, tetapi juga oleh Anda.

Apakah ini yang dialami istri, inilah yang harus dipastikan. Mungkin saja istri mengalami penurunan gairah seksual sehingga malas berhubungan seks. Bukan tidak mungkin istri hanya mengalami pengangkatan rahim. Namun, karena kurangnya informasi yang benar, istri beranggapan salah seolah-olah dia akan mengalami masalah kalau berhubungan. Akibatnya, dia malas melakukannya, takut sakit, dan takut Anda tidak puas.

Saya sarankan agar istri dan Anda berkonsultasi lebih lanjut dan mendapat pemeriksaan untuk memastikan apa yang sebenarnya terjadi.

Konsultasi dijawab oleh Prof.dr.Wimpie Pangkahila, Sp.And (Kompas,Selasa, 23 Maret 2010)

Source:http://www.terapisehat.com/2010/11/rahim-diangkat-tak-berpengaruh-terhadap.html

Info-Kesehatan: Pacu Gairah Seks Istri Lewat Telepon


T: Bagaimana cara membuat istri saya mudah terangsang? Sebab, saat ini kami berjauhan dan hanya berhubungan melalui telepon.


J: Cobalah melakukan seks via telepon karena ini metode yang tepat bagi pasangan jarak jauh. Ekspresikan lewat kata-kata hal yang biasa kalian lakukan ketika berhubungan seks melalui telepon sambil menyentuh diri sendiri. Hal ini dapat membantu para pasangan merasa intim dan membantu melepas kangen saat berjauhan. Selain itu, kamu juga bisa memasang webcam di komputer agar dapat melakukan komunikasi intim melalui dunia maya sambil melihat wajah pasangan.(Kompas, Selasa, 24 November 2009)

Source:http://www.terapisehat.com/2010/11/pacu-gairah-seks-istri-lewat-telepon.html

Info-Kesehatan: Malu Bicara Masalah Seks

Saya (59) pensiunan pegawai perusahaan swasta. Sejak aktif bekerja saya teratur memeriksakan kesehatan, sedikitnya sebulan sekali berkonsultasi kepada dokter perusahaan.

Umumnya kesehatan saya baik. Saya tak mempunyai penyakit kencing manis atau darah tinggi. Akan tetapi, pembuluh darah jantung (koroner) saya menyempit dan untuk itu saya harus mengonsumsi obat.

Saya rajin berenang tiga kali seminggu dan berat badan menetap meski usia semakin menua. Dokter perusahaan cukup komunikatif dan saya dapat memanfaatkan waktu konsultasi dengan baik.

Saya juga memanfaatkan waktu menanyakan pencegahan berbagai penyakit. Sampai saat ini saya masih menjalani vaksinasi influenza setiap tahun untuk mencegah penyakit influenza yang sering mengganggu kegiatan sehari-hari.

Sejak dua tahun ini saya merasa ada kelainan pada tubuh saya. Saya merasakan dengan nyata kemampuan seksual semakin menurun. Semula saya menduga ini disebabkan masalah psikologis karena memasuki usia pensiun. Namun, setelah saya mempunyai kegiatan baru yang cukup menyenangkan dan juga memberi penghasilan, keluhan tak berkurang.

Setelah tak dapat lagi menggunakan layanan kesehatan kantor karena telah pensiun, saya berganti pada dokter keluarga yang cukup ramah. Pembiayaan berobat ditanggung asuransi jadi tak memberatkan bagi saya.

Persoalan saya adalah penurunan kemampuan seksual. Hal ini belum pernah saya ungkapkan kepada dokter. Saya mencoba mengobati diri sendiri dengan membeli obat yang diiklankan, tetapi hasilnya tak memuaskan.

Sudah beberapa kali saya berniat mengemukakan keluhan ini kepada dokter, tetapi selalu gagal. Saya malu. Apalagi, di dalam kamar praktik dokter ada perawat perempuan yang keduanya memperlakukan saya sebagai sahabat. Saya tak ingin persoalan pribadi diketahui perawat.

Dapatkah dokter membantu memberi tahu saya bagaimana cara mengemukakan masalah seksual kepada dokter saya? Apakah memang dokter menganggap masalah seksual bukan masalah penting sehingga tak perlu ditanyakan? Menurut pendapat saya, masalah seksual adalah bagian dari kehidupan sehingga seharusnya juga para dokter peduli masalah ini.

Saya sering membaca artikel, mendengarkan perbincangan di radio, atau menonton di televisi mengenai masalah seksual, tetapi sampai saat ini belum pernah mengalami dokter memerhatikan dan menanyakan masalah seksual saya. Terima kasih atas penjelasan dokter.

M di J

Pertanyaan Anda merupakan pertanyaan penting. Saya percaya cukup banyak pembaca mengalami persoalan serupa. Malu mengemukakan masalah seksual, apalagi dihadiri orang ketiga.

Saya setuju dengan pendapat Anda bahwa masalah seksual juga perlu mendapat perhatian dan merupakan bagian dari kehidupan manusia. Akan tetapi, sama seperti Anda, kebanyakan dokter juga merasa enggan menanyakan persoalan seksual pasien. Enggan dan juga khawatir pasien tak merasa nyaman. Jadi, rupanya topik seksual merupakan topik yang masih sulit dibicarakan secara terbuka, baik oleh dokter maupun oleh pasien.

Kehadiran orang ketiga (biasanya perawat) menyebabkan pasien makin merasa sulit. Bagi dokter, kesulitan yang juga dihadapi adalah menanyakan masalah sensitif tersebut kepada pasien berlawanan jenis dengan dokter. Juga jika jarak umur antara dokter dan pasien cukup jauh. Jadi, tampaknya dalam budaya kita pembicaraan mengenai masalah seksual, termasuk di ruang praktik dokter, belum lazim.

Di sisi lain kita juga bergembira bahwa pendidikan kedokteran telah berusaha mengakomodasi permasalahan dan kebutuhan pasien. Para dokter muda dilatih berbicara mengenai hal sensitif, termasuk masalah seksual, tetapi tetap dengan mempertimbangkan kesiapan penderita dan budaya setempat.

Pasien juga dapat lebih aktif mengemukakan permasalahannya, termasuk masalah seksual, karena umumnya dokter memang tidak rutin membicarakan masalah seks. Dokter umumnya baru akan menanyakan jika ada indikasi, misalnya, apabila pasien menderita diabetes melitus.

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan pasien untuk mengatasi hambatan berkomunikasi dengan dokter tentang seks. Jika malu mengungkapkan secara lisan, dapat dibuat keluhan tertulis. Jika dokter membacanya, tentu beliau akan menanggapi.

Keberadaan orang ketiga dalam komunikasi antara dokter dan pasien memang dapat merupakan hambatan. Tujuan adanya orang ketiga (biasanya perawat) adalah untuk membantu dokter dalam pemeriksaan sekaligus juga memberi rasa aman bagi keluarga jika pasien berlawanan jenis dengan dokter. Dengan demikian, dapat dihindari sangkaan tak baik.

Pasien sudah tentu dapat meminta bicara pribadi berdua dengan dokter jika diperlukan. Perawat yang membantu biasanya juga sudah terbiasa dengan hal ini sehingga dia akan memberi kesempatan pasien bicara berdua dengan dokter.

Masalah seks yang Anda keluhkan merupakan masalah umum, terutama pada pasien dengan penyakit kronis atau berusia lanjut. Keluhan tersebut perlu dievaluasi dan beberapa pemeriksaan akan dapat menjuruskan penyebab kemampuan seksual tersebut.

Dewasa ini pemeriksaan penunjang dan terapi untuk disfungsi ereksi di Indonesia cukup lengkap. Saya berharap jika komunikasi mengenai masalah ini dengan dokter Anda sudah terbuka, masalah Anda dapat diatas.

Rubrik Konsultasi Kesehatan asuhan Prof Dr Samsuridjal Djauzi di surat kabar KOMPAS edisi Minggu, Kompas,Minggu, 14/9/2008

Source:http://www.terapisehat.com/2010/11/malu-bicara-masalah-seks.html

Info-Kesehatan: Ketika Seks Harus Selalu Dirangsang Film


Hubungan seksual tak menarik lagi bagi suaminya setelah 15 tahun bersama. Untunglah, VCD porno menjadi ”dewa penolong”. ”Hasilnya saya rasakan bagus,” ujar sang istri. Masalahnya, ia mulai gusar, apakah itu normal?

”Saya seorang istri berumur 44 tahun, suami 49 tahun. Kami sudah menikah 15 tahun dan mempunyai dua anak. Sejak dua tahun ini, suami sepertinya kurang bergairah. Kalau saya ingin berhubungan seks, dia sering menolak dengan alasan tidak ingin.

Karena saya menunjukkan kekesalan, suami akhirnya sebisa mungkin mengatur jadwal hubungan seks. Sebelum melakukan hubungan seks, dia pasti lebih dulu nonton VCD porno. Dengan nonton, dia baru bergairah, lalu melakukan hubungan seks, dan hasilnya saya rasakan bagus.

Beberapa kali suami mengajak saya sama-sama nonton, tetapi saya justru tidak suka. Saya tidak bertambah terangsang dengan nonton VCD porno, malahan tidak suka karena sepertinya dibuat-buat.

Pertanyaan saya, apakah suami tidak normal sehingga harus dirangsang dengan VCD porno? Apakah saya tidak normal karena tidak terangsang dengan nonton itu?

Apakah tidak ada pengaruh negatif apabila suami terus nonton VCD porno dulu sebelum berhubungan seks dengan saya? Apakah suami tidak tertarik lagi kepada saya sehingga harus dirangsang dengan gambar orang lain di VCD?
Apa yang harus saya lakukan?”

L.K., Surabaya

Normal saja
Gambar porno atau VCD porno memang dapat menjadi rangsangan seksual yang menimbulkan reaksi seksual bagi sebagian orang meski bagi sebagian orang lain tidak menimbulkan reaksi apa pun. Bahkan, sebagian orang justru tidak senang menyaksikannya. Nah, Anda termasuk kelompok yang terakhir ini.

Jadi, tidak aneh apabila suami menjadi terangsang, tetapi Anda tidak terangsang, bahkan tidak suka. Faktor psikis sangat berpengaruh kuat bagi timbulnya reaksi seksual ketika menonton VCD porno.

Bagi Anda, adegan dalam VCD itu terkesan dibuat-buat, tidak realistis. Akibatnya, secara psikis Anda mengalami hambatan sehingga tidak suka dan tidak terangsang. Kenyataan ini menunjukkan bahwa tayangan porno, seperti adegan seks di dalam VCD itu, bersifat subyektif dan relatif.

Sebaliknya, kalau suami baru merasa terangsang setelah menonton VCD porno, bukan berarti dia tidak normal. Rangsangan seksual dapat berasal dari mana saja, baik yang bersifat fisik maupun psikis.

Tayangan di VCD itu bagi suami merupakan rangsangan psikis yang bisa menimbulkan reaksi seksual sehingga dia dapat melakukan hubungan seksual dengan Anda. Tidak ada akibat buruk karena nonton VCD porno seperti yang dilakukan suami karena tujuannya untuk melakukan hubungan seksual dengan Anda.

Sebagian orang merasa khawatir karena menonton VCD porno, kemudian menjadi ingin meniru adegan yang disaksikan. Kekhawatiran ini tampaknya berlebihan. Kehidupan seksual suami-istri adalah kehidupan seksual bersama sebagai satu pasangan.

Tiga syarat
Apa pun yang dilakukan oleh pasangan suami-istri dalam konteks hubungan seksual haruslah memenuhi tiga syarat berikut. Pertama, dikehendaki bersama. Kedua, menyenangkan kedua pihak. Ketiga, tidak menimbulkan akibat buruk, baik secara fisik maupun psikis.

Kalau memang memenuhi ketiga syarat tersebut, silakan lakukan. Sebaliknya, kalau tidak memenuhi ketiga syarat tersebut, jangan lakukan. Jadi, masalahnya bukan meniru atau tidak meniru adegan di dalam VCD porno.

Sebaliknya, banyak orang yang tidak perlu menonton VCD porno dulu untuk melakukan hubungan seksual, tetapi mereka memaksakan kehendak kepada istrinya sehingga terjadilah kekerasan seksual terhadap istri. Tidak sedikit istri yang merasa dipaksa oleh suaminya agar mau melakukan hubungan seksual, padahal karena alasan tertentu mereka sedang tidak ingin melakukan.

Anda juga tidak perlu beranggapan suami tidak tertarik lagi kepada Anda sehingga perlu menonton VCD porno lebih dulu. Bukan itu masalahnya. Dia tetap tertarik kepada Anda, terbukti ia melakukan hubungan seksual dengan Anda.

Suami hanya memerlukan rangsangan seksual secara psikis melalui tayangan di dalam VCD porno itu. Bagi dia, secara psikis ada sesuatu yang berbeda yang dirasakan sehingga memberikan rangsangan dan menimbulkan reaksi seksual yang membuatnya mampu melakukan hubungan dengan Anda.  

Saat ini sebenarnya tidak ada sesuatu yang harus Anda lakukan menghadapi suami. Kalau mau berbuat sesuatu, cobalah lakukan variasi suasana sehari-hari, misalnya mengubah suasana kamar atau mengubah rangsangan pendahuluan. @

Konsultasi dijawab Prof. DR. dr. Wimpie Pangkahila Sp.And (Kompas,Rabu, 10/3/2010)

Source:http://www.terapisehat.com/2010/11/ketika-seks-harus-selalu-dirangsang-film.html

Info-Kesehatan: Geli dan Sakit Saat Ngeseks, Kenapa Ya?

T. Kenapa kalau saya berhubungan seks kadang-kadang merasakan sakit dan kadang ada geli-gelinya juga. Saya sudah menikah selama 7 bulan, apakah bagus kalau berhubungan intim setiap hari dan apakah boleh kalau dalam masa haid sperma itu dimasukan?

J. Rasa sakit atau sensasi geli itu biasa dan mungkin hilang dengan seiring waktu. Bila masih sakit, sebelum berhubungan seks, pastikan bahwa organ intim sudah terlumasi 'dengan baik'. Anda juga bisa mengubah posisi seks sehingga Anda dan pasangan merasa lebih nyaman. Biarkan  pasangan bermain perlahan. Ejakulasi selama masa haid biasanya cukup aman asalkan periode datang bulan berlangsung normal. Ingat, risiko hamil bisa jadi ada,meski kemungkinannya kecil.(Kompas,Selasa, 24 Februari 2009 )

Source:http://www.terapisehat.com/2010/11/geli-dan-sakit-saat-ngeseks-kenapa-ya.html

Info-Kesehatan: Apakah Saya Hiperseks?

KEINGINANNYA berhubungan intim sangat tinggi. Pagi, sore, dan malam dia selalu ingin bermesraan dengan suaminya. Kadang suami sampai tak mampu melayani. Betulkah itu semua merupakan tanda-tanda hiperseksual?

“Saya seorang istri berumur 34 tahun, sudah dua tahun menikah. Kami belum punya anak. Sebelum menikah saya tidak pernah melakukan hubungan seks. Pertanyaan saya, apakah tanda-tandanya bahwa seseorang hiperseks atau tidak? Masalahnya keinginan saya untuk melakukan hubungan seks tinggi sekali. Setiap malam saya selalu meminta lebih dari satu kali kepada suami.

Pagi harinya, sebelum berangkat ke kantor, saya selalu mengajaknya bermesraan sekali lagi. Sore hari, sepulangnya dari kantor, belum sampai dia istirahat dan berganti baju, saya sudah mengajaknya ke kamar. Walau tidak melakukan hubungan seks, saya tidak apa-apa. Yang penting dapat bermesraan, minimal ciuman atau saya merangsang dia.

Suami tampaknya tidak keberatan, walau kadang tidak mampu berhubungan seks lagi. Tapi saya senang kalau dia mau bermesraan dan tidak keberatan bila saya merangsangnya. Jadi, walau tidak berakhir dengan hubungan seks, saya puas. 

Masalah muncul karena belum lama ini dia mengatakan, “Jangan-jangan kamu hiperseks.” Memang dia sampaikan itu sambil tertawa, tetapi saya jadi berpikir keras. Benarkah saya hiperseks, Dokter?

Saya pernah mendengar penjelasan seorang narasumber di televisi bahwa orang yang nafsu seksnya tinggi dan ingin sering berhubungan seks termasuk hiperseks. Jadi, apakah saya termasuk hiperseks? Benarkah penjelasan di televisi itu?

Mudah-mudahan tidak benar karena saya tidak ingin disebut hiperseks? Kalau benar hiperseks, apa yang harus saya lakukan? Kalau saya biarkan, apa dampak buruknya bagi hubungan dengan suami?”

Sunarti, Surabaya

Inilah jawaban dari Prof Dr Wimpie Pangkahila, Sp And, seksolog dan androlog dari Universitas Udayana.

Gejala Normal
Saya tidak mendapatkan alasan yang cukup untuk menggolongkan Ibu Sunarti sebagai seorang hiperseksual. Sebaliknya, justru saya cenderung menganggap Ibu Sunarti normal saja. Walaupun dorongan seksualnya tinggi, yang diekspresikan dengan seringnya ingin melakukan hubungan seksual, bukan berarti dia hiperseksual.

Dorongan seksual dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: hormon seks, keadaan kesehatan tubuh, faktor psikis, pengalaman seksual sebelumnya, dan rangsangan seksual yang diterima. Kalau faktor tersebut mendukung, dorongan seksual terasa kuat, dan hubungan seksual sering dilakukan.

Pada Ibu Sunarti, sangat mungkin faktor tersebut sangat mendukung sehingga dia selalu ingin melakukan hubungan seksual. Mungkin hubungan seksual yang dilakukan selalu menyenangkan. Mungkin pula kesehatan tubuhnya dan suasana psikis yang mendukungnya baik. Maka wajar kalau dia ingin mengulangi lagi pengalaman yang menyenangkan itu.

Sebaliknya, kalau faktor di atas tidak menyenangkan, wajar juga kalau tidak ingin melakukan hubungan seksual. Bahkan dorongan seksualnya justru lenyap sama sekali, dan tidak ingin melakukan hubungan seksual lagi.

Gambaran Hiperseks
Istilah hiperseksual (hypersex) menunjukkan suatu kelainan seksual berupa dorongan seksual yang sangat tinggi dan menetap. Hiperseksual memiliki beberapa gambaran sebagai berikut: Hubungan seksual merupakan kebutuhan yang tidak pernah terpuaskan, sering dilakukan di antara kesibukan; semata-mata ingin mengejar orgasme yang sering; hubungan seksual dilakukan tanpa emosi, hanya untuk kenikmatannya sendiri.

Biasanya seorang hiperseksual melakukan hubungan dengan banyak pasangan karena pasangan tetapnya tidak selalu bersedia melakukan hubungan dengan frekuensi sangat sering. Pada wanita, hiperseksual disebut nymphomania.

Kalau benar penjelasan yang didengar Ibu Sunarti di TV bahwa orang yang sering kali ingin  melakukan hubungan seksual digolongkan hiperseksual, wah, alangkah banyaknya orang yang hiperseksual di muka bumi ini. Penjelasan itu tidak benar dan menyesatkan.

Kalau suami tidak mampu memenuhi permintaan istri untuk sering melakukan hubungan seksual, bukan berarti istri hiperseks. Sebaliknya, kalau istri tidak mampu memenuhi permintaan suami, bukan berarti suami  hiperseksual.

Mudah-mudahan gambaran di atas tidak dialami Ibu Sunarti. Terbukti, dia merasa cukup hanya dengan bermesraan atau merangsang suami. Keadaan seperti ini tidak dijumpai pada orang hiperseksual karena yang dikejar semata-mata kenikmatan seksual atau orgasme, tanpa keterlibatan emosi.

Kemauan dan Kemampuan
Dengan keinginan istri untuk sering berhubungan seks, sepanjang tidak ada keluhan dari suami, maka tidak ada yang mesti dirisaukan. Tidak ada dampak buruk sepanjang dilakukan sesuai dengan kemauan dan kemampuan bersama.
Andaikata suatu saat suami tidak mampu memenuhi keinginan istri untuk melakukan hubungan seksual yang sering, dan itu sampai mengganggu, tentu harus dicarikan jalan keluar.

Misalnya mencari cara substitusi, misalnya suami melakukan masturbasi terhadap istri, atau boleh juga menggunakan alat bantu yang benar. Namun, sesuai pengakuan Ibu Sunarti yang tidak selalu harus dipenuhi dengan hubungan seksual, tampaknya masalah itu tidak akan terjadi.

Perkembangan lebih lanjut akan menentukan bagaimana kehidupan seksual Ibu Sunarti dan bagaimana pula suaminya. Bukan tak mungkin frekuensi berkurang, misalnya karena kesibukan fisik dan mental setelah punya anak.

Perubahan seperti ini sangat mungkin dan wajar terjadi. Perubahan apa pun yang terjadi, hal penting yang harus diperhatikan ialah kehidupan seksual dengan pasangan harus berlangsung harmonis. Kalau tidak, dapat muncul masalah. (Kompas,Selasa, 23/12/2008 )

Source:http://www.terapisehat.com/2010/11/apakah-saya-hiperseks.html

Info-Kesehatan: Tolong, Saya Tertular Herpes dari Suami!

Dokter yang baik, saya seorang wanita berusia 27 tahun yang baru saja menikah sekitar 1 bulan lalu. Beberapa waktu yang lalu, saya mengalami nyeri seperti disilet saat berkemih dan akhirnya saya datang ke dokter kandungan. Karena saat itu saya sedang haid, maka dokter kandungan hanya memberikan obat dan mengatakan untuk kembali lagi minggu depan jika tidak ada perubahan karena dia tidak bisa melihat dengan jelas apakah ada luka di vagina saya karena tertutup oleh darah haid. Dokter mengasumsikan, nyeri yang saya alami terjadi karena aktivitas seksual kami sebagai pasangan baru yang terlalu "hot" dan belum terlalu "basah" saat melakukannya.

Lalu karena tidak sembuh juga, minggu berikutnya saya mendatangi kembali tempat praktiknya saat haid saya sudah bersih. Alangkah terkejutnya saya saat dokter kandungan menyatakan saya terkena herpes genital. Rasanya begitu shock. Kecewa, marah dan sedih jadi satu karena saya tidak pernah melakukan aktivitas seksual sebelumnya dan baru melakukannya dengan suami. Saya merasa dibohongi. Suami tidak menceritakan sebenarnya kepada saya.

Malam itu, saya bertanya kepada suami mengenai perilaku seksualnya sebelum menikah dan akhirnya ia mengakui. Akan tetapi, ia juga menambahkan bahwa ia tidak mengetahui kalau ia terkena herpes dan juga sama shock-nya dengan saya.

Saya stres dan kecewa. Rasanya saya tidak bisa bercerita dengan siapa-siapa. Hubungan kami pun menjadi mendingin dan saya malas melakukan aktivitas bersama dengan dirinya lagi.

Sebenarnya apa yang harus saya lakukan? Rasanya begitu susah memercayai perkataannya kembali tanpa mengingat penyakit yang sudah ada di badan saya. Apakah herpes itu? Bisakah disembuhkan? Bisakah saya mempunyai anak nantinya? Akankah berbahaya bagi anak saya?

G di J

Mbak G yang sedang sedih, saya mengerti bagaimana perasaan Mbak G yang mengalami kekecewaan mendalam sekarang. Setelah pernikahan yang Anda rencanakan dengan sebaik-baiknya, tentu Anda berharap menjalani hubungan yang baik selayaknya suami-istri dan mempunyai anak bersama dengan pasangan. Rasanya semua itu menjadi tidak terlihat indah lagi bila dijalankan dengan pasangan, apalagi setelah mengetahui bahwa ia membohongi Anda dan bahkan Anda menjadi merasa "menanggung akibatnya".

Terhadap pasangan
Saya mengerti akan sangat sulit untuk bisa memaafkan pasangan, apalagi melupakan kebohongannya karena bukti nyata telah "tercetak" di tubuh Anda dengan adanya virus herpes. Akan tetapi, ingatlah kembali alasan Anda menikah dengannya dan cobalah untuk menilai perkataannya kembali mengenai apa yang Anda harapkan dalam hubungan pernikahan ini.

Saya tidak bisa mengatakan untuk memaafkannya ataupun untuk tidak memaafkannya karena semua itu kembali lagi ke diri Mbak. Bagaimanapun, ia memang suami Anda sekarang. Perasaan dingin yang Anda rasakan memang wajar karena kekecewaan Anda yang begitu dalam. Akan tetapi, lebih baik Anda berkonsultasi dengan konsultan perkawinan ataupun seorang yang lebih ahli untuk psikologis Anda berdua. Anda berdua sedang mengalami hantaman psikologis yang sangat hebat.

Mengenai herpes
Saya mengerti Anda pasti shock sekaligus takut mengenai herpes ini. Anda mungkin sering mendengar bahwa virus ini memiliki stigma sangat buruk di masyarakat bahkan Anda mungkin takut untuk berobat ataupun menerima keadaan yang ada sekarang.

Berdasarkan penelitian di Indonesia ini, hampir 50 persen wanita di Indonesia memiliki virus herpes di dalam tubuhnya, baik yang menyadari bahwa ada virus herpes di dalam tubuhnya maupun yang tanpa gejala sama sekali.

Saya asumsikan dari cerita Mbak, yang Anda alami kemungkinan besar adalah virus herpes simpleks tipe-2 yang mengenai daerah genitalia, meskipun tak jarang sekarang ada juga virus herpes simpleks tipe-1 yang berada di daerah genitalia karena aktivitas seksual yang mengalami perubahan dengan dilakukannya seks oral terhadap pasangan.

Virus herpes masuk ke dalam badan untuk pertama kalinya dan akan tinggal selamanya di dalam tubuh. Untuk itu, tubuh Anda bisa saja mengalami gejala seperti flu pada awalnya, dan pada akhirnya bisa saja timbul luka-luka kecil di sekitar daerah genital Anda yang memang setiap kali berkemih, Anda bisa menjadi sangat kesakitan seperti teriris pisau. Infeksi ini bisa saja bertahan hingga 21 hari sebelum akhirnya luka akan mulai sembuh. Akan tetapi, virus ini sering kali juga bisa tidak mempunyai gejala hingga bertahun-tahun lamanya sehingga seorang individu tidak mengetahui bahwa ia mempunyai virus itu.

Virus herpes ini bisa sangat sakit bila muncul untuk pertama kalinya, tetapi biasanya biasanya luka tidak akan meninggalkan bekas di daerah genital Anda setelah luka-luka itu sembuh. Pada pemunculan virus untuk kali kedua atau seterusnya, Anda bisa saja tidak mengalami sakit yang hebat seperti pertama kali.

Mengapa virus ini bisa muncul berkali-kali? Apa maksudnya? Mungkin ini Anda pertanyakan, sekali lagi saya tegaskan, sekali virus herpes ini masuk ke dalam tubuh, maka virus ini akan tinggal di dalam tubuh kita. Untuk itu, bila dilakukan pengobatan dan sembuh, tidak berarti ia hilang dari dalam tubuh tetapi "tertidur" di dalam tubuh dan sewaktu-waktu bisa timbul kembali jika kesehatan Anda menurun. Ini disebut "rekurensi" atau timbul kembali.

Saat virus ini timbul, mungkin Mbak akan mengalami rasa sensasi seperti "kesemutan" karena setelah virus ini masuk untuk pertama kalinya, ia akan berpindah ke daerah saraf sensorik. Mereka akan "tinggal" di daerah saraf sensorik dalam tubuh selamanya. Maka dari itu, bila ada pemicu seperti menstruasi, kelelahan, stres, dan berbagai hal yang bisa menimbulkan perubahan dalam tubuh dan menyebabkan penurunan daya tahan tubuh sehingga virus akan timbul kembali dan menyebabkan luka. Saat ada luka terbuka inilah, virus akan berpotensi menjadi penyebaran kepada yang lainnya.

Memang, virus ini tidak bisa hilang dari tubuh. Akan tetapi, meminum obat untuk penyakit ini bisa mengurangi lamanya waktu timbul penyakit sehingga infeksi yang berlangsung tidak terlalu lama juga mengurangi rasa sakit yang Anda mungkin alami. Vaksinasi terhadap virus ini belum ada dan masih dalam penelitian. Saya sarankan untuk memulai pengobatan dengan dokter dan menanyakan lebih detail mengenai herpes ini, sekaligus melakukan pengontrolan penyakit dengan obat.

Soal mempunyai anak, Anda jangan takut. Pengidap herpes masih bisa memiliki anak. Diskusikan penyakit Anda sebelum kehamilan, selama proses kehamilan hingga akhirnya melahirkan, karena dokter kandungan Anda akan mengetahui jalan terbaik untuk Anda.

Yang Anda harus lakukan
Saya tahu, ini memang sulit untuk Anda. Akan tetapi, belajarlah untuk bisa menerima dan hidup berdampingan dengan virus ini. Banyak individu yang masih bisa mengalami aktivitas seksual menyenangkan dengan pasangan, dan mendapatkan virus ini bukanlah suatu akhir dari hubungan seksual Anda.

Memang sulit untuk dapat diterima dan mudah untuk bicara. Namun, semua sudah terlanjur terjadi sehingga yang bisa kita lakukan adalah memperbaiki kualitas hidup kita dan berusaha bangkit menjalani keadaan yang sudah terjadi.

Banyaklah berdoa dan jangan lupa untuk mencari tahu lebih banyak mengenai virus ini. Sedikit pengetahuan akan membuat Anda lebih merasa nyaman karena mengenal virus ini lebih jauh. Saya selalu mengharapkan yang terbaik untuk Anda.(Kompas,Selasa, 8 Desember 2009)

Source:http://www.terapisehat.com/2010/11/tolong-saya-tertular-herpes-dari-suami.html

Info-Kesehatan: Testis Kecil, Apa Artinya?


 â€œSaya mau minta bantuan mengenai masalah yang saya hadapi saat ini. Saya sudah berumah tangga tujuh bulan, tetapi hingga kini belum ada tanda-tanda istri hamil, padahal kami berhubungan intim secara teratur.



Saya ingin mendapat penjelasan, apakah ada hubungan antara bulu rambut dan fungsi seksual? Tidak seperti pria dewasa pada umumnya, saya merasa mengalami kelainan. Kulit saya tidak ditumbuhi bulu. Kalaupun ada, sangat minim. Apakah saya kekurangan hormon dan apakah itu berpengaruh terhadap fungsi seks? Terus, bagaimana terapinya?

Saya merasa ukuran penis dan testis saya kecil. Testis saya ukurannya hanya sedikit di atas kelereng (diameter kurang dari 2 cm). Apakah itu normal? Adakah pengobatan yang bisa saya lakukan?”

S, Medan

Periksa sperma
Kalau Anda telah melakukan hubungan seksual secara teratur selama setahun tanpa kontrasepsi, tetapi istri belum juga hamil, berarti Anda dan istri termasuk pasangan yang tidak subur. Hubungan seksual yang teratur dalam konteks terjadinya kehamilan ialah dengan frekuensi dua kali dalam seminggu.

Kalau Anda melakukan hubungan seksual dengan istri baru dalam waktu tujuh bulan, berarti belum tergolong pasangan yang tidak subur. Meski begitu, baik sekali bila Anda sudah memerhatikan kehamilan yang belum terwujud ini.

Terjadinya kehamilan ditentukan oleh keadaan kesuburan pihak suami dan istri. Kalau salah satu pihak mengalami gangguan kesuburan, kehamilan akan terhambat. Apalagi kalau kedua belah pihak mengalami gangguan. Untuk mengetahui keadaan kesuburan, diperlukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium.

Untuk Anda, diperlukan pemeriksaan sperma sesuai dengan standar yang berlaku secara internasional. Dari pemeriksaan fisik, dapat diduga bagaimana keadaan kesuburan seorang pria, terutama dengan mengetahui bagaimana perkembangan organ seksual-reproduksinya.

Pria normal akan menunjukkan perkembangan organ seksual-reproduksi yang normal, yang meliputi perkembangan penis, buah pelir (testis), dan kelenjarnya. Juga tampak tanda-tanda perkembangan kelamin sekunder, seperti suara membesar, tumbuhnya rambut kelamin, rambut ketiak, dan rambut wajah.

Kekurangan testosteron
Pada keadaan kekurangan hormon testosteron, terjadi hambatan perkembangan tersebut sehingga organ seksual-reproduksi tidak berkembang. Jelas dapat dilihat penis dan buah pelir yang tidak berkembang, tekstur kulit tak jelas, suara bukan suara dewasa, serta rambut kelamin dan ketiak tidak tumbuh  

Rambut di kulit bukan tanda yang penting untuk menilai perkembangan seksual-reproduksi pria. Karena itu, Anda jangan khawatir atau merasa terganggu walaupun tidak mempunyai bulu di kulit.

Perkembangan penis dan buah pelir sangat penting sebagai petunjuk kesuburan pria. Ukuran buah pelir yang normal dapat ditentukan dengan alat ukur yang tersedia. Ukuran buah pelir yang kecil tidak normal berkaitan erat dengan keadaan kesuburan.

Namun, untuk memastikan keadaan kesuburan Anda, diperlukan pemeriksaan sperma. Hasil pemeriksaan kemudian dibandingkan dengan standar normal sperma.
Beberapa penyakit dapat mengakibatkan ukuran buah pelir mengecil dan tidak normal, yang juga berpengaruh pada kesuburan.

Di pihak lain, banyak pria yang merasa ukuran penisnya tidak normal, padahal sebenarnya normal. Perkembangan penis yang tidak normal pada umumnya disertai hambatan perkembangan lain, yaitu hambatan perkembangan buah pelir, rambut kelamin, otot, dan kulit.

Gangguan kesuburan dapat diberi pengobatan sesuai dengan keadaan kesuburan dan penyebabnya meski memang tidak semua dapat diatasi dengan baik. Kalau buah pelir telah mengalami kerusakan, apalagi sampai mengakibatkan ukurannya mengecil, biasanya tidak dapat diatasi lagi.

Saya sarankan Anda mendapat pemeriksaan dari dokter ahli andrologi untuk mengetahui normal-tidaknya organ seksual-reproduksi Anda dan bagaimana keadaan kesuburan Anda. @

Konsultasi djawab Prof DR dr Wimpie Pangkahila, Sp.And (Kompas,Rabu, 14/4/2010)

Source:http://www.terapisehat.com/2010/11/testis-kecil-apa-artinya.html

Info-Kesehatan: Sakit Setelah Bermesraan

T. Setelah bermesraan dengan pasangan wanita saya (tanpa melakukan hubungan seks atapun ejakulasi), saya merasa sakit di sekitar perut bagian dalam saat berjalan dan buang air kecil. Tapi setelah lewat setengah hari, sakitnya hilang. Apa ini normal, dok?

J. Terkadang saat bermesraan dengan penuh gairah, cairan sperma bergejolak dan penis Anda bereksi dengan keras meski tanpa ejakulasi. Ereksi yang agak lama apalagi jika pakaian dalam menekan atau terkena gesekan berlebihan bisa menyebabkan timbulnya rasa sakit dan ketidaknyamanan. Kamu bisa coba dengan memakai pakaian dalam dan celana lout dan pastikan tidak ada masalah dengan hernia (turun berok).(Kompas,Jumat, 4/4/2008)

Source:http://www.terapisehat.com/2010/11/sakit-setelah-bermesraan.html

Info-Kesehatan: Oo..Ternyata Selaput Dara Bervariasi

Jenis selaput dara berdasarkan bentuknya. Dari kiri ke kanan : Annular, Septate, Cibriform, Introitus.
SETIAP manusia memang dilahirkan berbeda. Perbedaan itu tampak nyata dan mudah ditemukan dari banyak hal, mulai dari jenis kelamin, wajah, hingga hal-hal yang tersembunyi sekalipun. 

Berbicara mengenai perbedaan dari hal tersembunyi, organ reproduksi adalah salah satu di antaranya. Pria dan wanita jelas berbeda  baik dari bentuk dan fungsi organ reproduksinya.  Pada wanita, perbedaan itu pun masih dapat dilihat hingga ke salah satu bagian luar dari organ genital yakni selaput dara.

Rasanya, masih sangat kental dalam budaya masyarakat kita bahwa selaput dara adalah salah satu penanda keperawanan atau virginitas seorang wanita. Yang patut disayangkan, kesalahan serta kurangnya informasi akurat mengenai bagian organ genital wanita ini masih sering terjadi dan kerap kali merugikan posisi para Kaum Hawa.

Salah satu informasi yang sering keliru atau bahkan tak banyak orang tahu adalah bentuk selaput dara wanita yang tidak seragam atau sama bentuknya. Dengan mengetahui fakta bahwa bentuk selaput dara bervariasi diharapkan dapat mengubah persepsi serta meluruskan anggapan yang salah tentang organ kewanitaan ini.

Seperti dituturkan pakar Obstetrik Ginekologi  dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), dr  Suryono Slamet Iman Santoso, SpOG, selaput dara wanita memang berlainan dan memiliki lubang atau pori yang bentuknya bervariasi.  Derajat kelembutan dan fleksibilitas selaput yang juga disebut "hymen" ini pun berbeda-beda.

"Selaput dara ini mempunyai banyak bentuk, mulai dari bentuk annular, ada yang bersepta-septa dan ada  juga yang cibriformis atau berlubang-lubang.  Karena bentuknya selaput, pendarahan pada bagian ini biasanya sedikit.  Nah, inilah yang biasa suka mengeluarkan darah  saat melakukan seks pertama. Tapi belum tentu semua wanita akan begitu," ungkap dr Suryono dalam talkshow "Seksualitas di Indonesia : Tabu atau Perlu?" di Jakarta, Kamis  (10/7) lalu .

Dokter yang juga menjabat Ketua Perkumpulan Obstetrik Ginekologi Indonesia (POGI) ini  menjelaskan, bila seorang wanita memiliki bentuk selaput annular yang wujudnya sangat tipis, maka kemungkinan besar ia tidak akan mengalami pendarahan sama sekali pada saat hubungan seks pertamakali. Dengan fakta ini pula, sebagian dari mitos tentang darah keperawanan sebenarnya dapat diluruskan.

Selain jenis yang tipis dan berlubang, ada pula wanita yang bagian selaputnya tidak memiliki lubang sama sekali atau juga disebut "impervorate hymen".  Jenis ini adalah suatu kelainan genetika dan seorang wanita biasanya akan kesulitan saat memasuki masa menstruasi.  

"Ini adalah kelainan kongenital atau bawaan sejak lahir. Akibatnya seorang wanita tidak menstruasi dalam jangka waktu lama, padahal ia sebenarnya haid tapi darahnya tertahan di dalam vagina dan bisa menimbulkan tumor.  Angka kejadiannya di Indonesia cukup banyak ," ungkap dr Suryono.   

Setelah seorang perempuan mengalami menstruasi yang pertama kali, lubang pada selaput dara dapat bertambah lebar.  Namun yang pasti, setelah robek atau terkoyak selaput dara tidak dapat dikembalikan menjadi utuh seperti semula.

Dr Suryono menekankan meskipun ada dokter ahli yang mengklaim dapat  memulihan atau memperbaiki selaput dara, hal itu sebenarnya dilakukan demi memulihkan truma mental dan psikologis pasien saja.

"Karena sangat tipis dan tidak ada pembuluh darahnya, selaput dara tidak bisa direpair. Jadi tak bisa dikembalikan lagi menjadi perawan," ujarnya.

Kalaupun dilakukan tindakan operasi, kata Dr Suryono, tentu selaput daranya tidak diperbaiki.  Dokter biasanya hanya melakukan tindakan seperlunya hanya untuk meyakinkan dan mengembalikan kepercayaan diri pasien.

"Sebetulnya bila semua orang sudah memiliki pemahaman tentang selaput dara, operasi memang sama sekali tidak diperlukan," tandasnya.

Tipe Hymen berdasarkan bentuk :
Annular hymen; selaput melingkari lubang vagina.

Septate hymen; selaput yang ditandai dengan beberapa lubang yang terbuka.

Cibriform hymen; selaput ini juga ditandai beberapa lubang yang terbuka, tapi lebih kecil clan jumlahnya lebih banyak.

Introitus : Pada perempuan yang sangat berpengalaman dalam berhubungan seksual, bisa saja lubang selaputnya membesar. Namun masih menyisakan jaringan selaput dara.(Kompas,Rabu, 16 Juli 2008 )

Source:http://www.terapisehat.com/2010/11/ooternyata-selaput-dara-bervariasi.html

Info-Kesehatan: Menjerit Keenakan, Bagaimana Mengendalikan?



T. Suami saya sangat menikmati seks oral yang saya berikan, saya pun demikian. Apakah ini normal? Dan setiap kali kami berhubungan, saya terlalu bersemangat hingga menjerit keras, sampai saya malu. Bagaimana cara mengendalikannya?

J. Seks oral merupakan bentuk lain dari meraba dan jalinan hubungan visual dimana pasangan mengekpresikan hasrat dan fantasi seksualnya. Dalam hal ini, yang terpenting adalah kepuasan kedua belah pihak. Tidak boleh memaksakan kegiatan seksual pada pasangan. Jika kedua pihak suka, tidak masalah. Sementara mengenai jeritan kamu, tidak perlu merasa malu karena ini adalah ekspresi seksual. Mungkin kamu bisa coba berhubungan seks sambil menyetel radio, sehingga jeritan akan tersamar. Atau mungkin pergi serta berlibur ke tempat lain sehingga jeritan kamu tidak didengar orang lain. Perlu diketahui, bahwa desahan dan jeritan bisa memberikan pengaruh baik bagi libido dan kepuasan seksual pasangan kamu.(Kompas,Jumat, 4/4/2008)

Source:http://www.terapisehat.com/2010/11/menjerit-keenakan-bagaimana.html

Info-Kesehatan: Lebih Cepat, Tidak Lebih Baik

"Saya berumur 38 tahun, suami 40 tahun, kami sudah 10 tahun menikah. Sejak tiga tahun ini, saya merasa serba salah kalau berhubungan intim karena jarang bisa puas.

Saya merasa suami terlalu cepat selesai. Saya jadi malas berhubungan karena pasti bakal kecewa. Masalahnya, kalau saya menolak, suami pasti cemberut, bahkan kadang marah. Saya tidak tahu harus bagaimana. Lebih baik tidak berhubungan intim daripada tak bisa puas.

Bagaimana sebaiknya menghadapi masalah ini? Mengapa suami sejak sekitar tiga tahun ini selalu cepat selesai kalau berhubungan intim? Apakah dapat diobati dan normal kembali seperti dulu?"
RM, Jakarta

Suami merasa normal
Mudah-mudahan apa yang Anda maksud dengan cepat selesai sama dengan pengertian saya, yakni terlampau cepat mengalami ejakulasi. Ejakulasi terlampau cepat berarti ereksi segera hilang dan hubungan seksual segera terhenti. Akibatnya, Anda tidak dapat mencapai orgasme sehingga tidak merasakan kepuasan seksual. Wajar kalau kemudian Anda merasa malas melakukan hubungan seksual.

Di sisi lain, dapat dimengerti juga kalau suami merasa jengkel istri menolak karena dia merasa normal. Saya pikir di sinilah masalahnya. Boleh jadi suami merasa dia normal saja karena tetap mampu melakukan hubungan seksual.

Mungkin saja dia tidak menyadari bahwa sejak tiga tahun lalu telah mengalami gangguan fungsi seksual berupa ejakulasi yang terlampau cepat terjadi. Mungkin juga dia menyadari gangguan ini, tetapi tidak peduli apakah Anda terganggu atau tidak.

Perubahan fungsi seksual, dari yang semula normal kemudian menjadi terganggu, memang banyak terjadi, termasuk dalam hal ejakulasi. Jadi, bukan hal yang luar biasa kalau suami Anda sejak tiga tahun lalu mengalami gangguan seksual sehingga menjadi terlampau cepat ejakulasi.

Ada penyebab tertentu mengapa ejakulasi yang sebelumnya terkontrol kemudian menjadi
sangat cepat, antara lain karena kurang berfungsinya serotonin di dalam tubuh. Ejakulasi yang cepat juga berkaitan dengan ereksi yang terganggu. Artinya, pria yang mengalami gangguan ereksi cenderung mengalami ejakulasi yang cepat.

Komunikasikan secara baik
Dalam masalah Anda, tampaknya suami tidak tahu kalau perubahan ini membuat Anda terganggu karena terhambat mengalami orgasme. Tentu diperlukan komunikasi yang baik dengan suami agar Anda dapat menyampaikan masalah ini dengan baik. Tampaknya tidak ada komunikasi yang baik antara Anda dan suami menyangkut kehidupan seksual.

Dengan mengetahui apa yang terjadi, diharapkan suami mengerti dan segera berupaya mengatasi masalah ini. Kalau memang tidak ada penyebab lain, ejakulasi yang terlampau cepat dan mengganggu Anda harus diatasi dengan benar. Tentu diperlukan konsultasi dan pemeriksaan lebih jauh. Apakah yang dialami suami adalah ejakulasi dini ataukah gangguan ereksi yang menyebabkan ejakulasi cepat terjadi.

Dengan pemeriksaan yang benar dan pengobatan yang tepat, masalah ini dapat diatasi dengan baik sehingga terbina kembali keharmonisan kehidupan seksual dengan suami. Jangan biarkan masalah ini berlangsung lebih lama karena dapat menimbulkan akibat yang lebih buruk.

Konsultasi dengan pakar seks Prof Dr Wimpie Pangkahila, Sp And
(Kompas,Kamis, 2 Juli 2009)

Source:http://www.terapisehat.com/2010/11/lebih-cepat-tidak-lebih-baik.html

Info-Kesehatan: Kopi Bikin Greng, Adakah Izin Depkes?


Adanya catatan "Membantu meningkatkan respon seksual", dan "Untuk penderita tekanan darah tinggi, gangguan jantung, dan stroke dikonsultasikan dahulu dengan ahli atau dokter. Tidak dianjurkan untuk wanita hamil dan anak-anak di bawah umur", pada kemasan kopi, patut dicurigai. Apa isi kopi itu?

"Belum lama ini saya ditawari kopi yang dikemas bagus. Penjualnya mengatakan, kopi tersebut membuat lebih bagus kalau berhubungan seks. Karena penasaran, saya beli satu kotak.

Di kotaknya antara lain tertulis: 'Membantu meningkatkan respon seksual'. Ada juga bagian perhatian: 'Untuk penderita tekanan darah tinggi, gangguan jantung, dan stroke dikonsultasikan dahulu dengan ahli atau dokter. Tidak dianjurkan untuk wanita hamil dan anak-anak di bawah umur'.

Terus terang saya jadi takut meminumnya, walau sudah ada izin Depkes. Disebutkan juga kopi itu formula dari Thailand. Mohon penjelasan, apa ada kopi yang dapat menyebabkan berhubungan seks lebih bagus. Apa arti membantu meningkatkan respon seksual?"
A.T, Jakarta

Ada kejanggalan
Paling sedikit ada dua kejanggalan kalau membaca catatan pada bungkus kopi seperti yang Anda sampaikan di atas. Pertama, adanya catatan dan perhatian yang tertulis dalam kemasan.

Kejanggalan ini mestinya cukup mengganggu karena dicantumkan pada kemasan kopi, yang pada umumnya boleh dikonsumsi oleh siapa saja, termasuk yang mengalami darah tinggi, bahkan wanita hamil.

Dengan catatan dan peringatn seperti itu, berarti kopi yang Anda beli bukanlah kopi yang umumnya dijual dan menjadi minuman sehari-hari. Pasti kopi itu dicampur bahan tertentu, apalagi jelas dikaitkan dengan respon seksual. Masalahnya, bahan apa yang dicampur dalam kopi yang mendapat izin Depkes itu?

Alangkah beresiko meminum kopi yang tidak biasa itu. Apa jadinya kalau seseorang minum kopi itu, padahal dia tidak tahu dirinya mengalami tekanan darah tinggi? Alangkah riskan kalau kopi seperti itu dijual bebas, sekalipun telah mendapat izin Depkes.

Penggunaan istilah "respon seksual" juga mengundang pertanyaan. Istilah respon atau reaksi seksual sebenarnya menunjukkan reaksi fisik dan psikis terhadap rangsangan seksual. Reaksi seksual terdiri atas empat fase, yaitu fase rangsangan, fase datar, fase orgasme, dan fase resolusi.

Kalau kopi disebut meningkatkan respon seksual, pertanyaannya, pada fase yang mana? Apakah pada semua fase terjadi peningkatan setelah minum kopi itu? Satu hal yang pasti, kalau hanya kopi, tidak akan terjadi peningkatan seperti yang tercantum pada kotaknya. Jadi kalau benar, pasti dicampur suatu bahan yang berpengaruh terhadap fungsi seksual.

Selanjutnya akan muncul pertanyaan lagi, apakah sebegitu cepat reaksi kopi itu meningkatkan respon sekual? Kalau reaksinya cepat, berarti kopi itu dicampur bahan lain yang bereaksi segera atau instan. Saya pikir pihak Depkes perlu memberi perhatian khusus pada produk seperti ini, walaupun terdaftar sebagai minuman.

Konsultasi dijawab oleh Prof.Dr.dr.Wimpie Pangkahila, Sp.And (Kompas,Rabu, 28/4/2010)

Source:http://www.terapisehat.com/2010/11/kopi-bikin-greng-adakah-izin-depkes.html

Info-Kesehatan: Kenapa Kita Perlu Tidur Telanjang?

Jika ditanya, pakaian apa yang paling nyaman dipakai untuk tidur, rata-rata jawaban Anda pastilah: daster atau paduan tank top dan celana pendek. Bahan yang tipis dan minim mengurangi rasa gerah dan membuat Anda bebas bergerak.

Namun, apabila Anda butuh sedikit tantangan, bagaimana jika Anda lepaskan saja busana tidur Anda dan tidur telanjang? Dalam buku The Best Sex of Your Life karya Jennifer Hunt dan Dan Baritchi, digambarkan betapa tidur telanjang memberikan banyak manfaat. Sentuhan bahan seprai yang lembut pada kulit, atau sentuhan kulit Anda dan pasangan, akan mendorong peningkatan kehidupan seksual Anda. Simak berbagai manfaat lainnya sebagai berikut:

Melepaskan oksitosin
Hormon oksitosin dilepaskan ketika terjadi kontak kulit dengan kulit. Ketika kulit bersentuhan dari kepala hingga kaki sepanjang malam, Anda akan mendapatkan arus hormon yang bermanfaat. Beberapa manfaat oksitosin, antara lain, meningkatkan rasa sejahtera, menurunkan detak jantung, mengurangi hormon stres, meningkatkan rasa percaya, dan tentunya, dorongan seksual.

Bikin "mood" untuk bercinta
Banyak perempuan menolak berhubungan seks karena sedang enggak mood. Penyebabnya bisa karena kelelahan, takut anak sewaktu-waktu terbangun, atau apa pun yang mengganggu pikiran Anda. Padahal, menolak berhubungan hanya membuat perempuan merasa kesepian dan diacuhkan. Karena itu, sebaiknya Anda yang mengubah mood tersebut untuk bercinta. Caranya, meringkuk di bawah selimut dengan bodysuit yang sudah Anda miliki sejak lahir itu. Rasa berdesir pada kulit akan memberikan rangsangan seksual yang Anda butuhkan.

Terlihat erotis
Pria mana pun tak akan tahan melihat sang istri meringkuk di sisinya tanpa busana. Hal itu menjadi semacam undangan untuknya guna berhubungan seksual.

Menciptakan hasrat
Salah satu alasan utama perempuan tidak ingin berhubungan seks adalah ketimpangan dalam relasinya dengan pasangan. Ketika Anda merasa terpisah dari pasangan, Anda mungkin juga kehilangan hasrat untuknya. Nah, tidur telanjang bisa membantu mengatasi hambatan tersebut.

Menimbulkan ikatan
Ketika saling bersentuhan kulit di tempat tidur, Anda bisa meningkatkan rasa ikatan di antara Anda dan pasangan. Ingatlah ketika baru pertama berpacaran atau baru menikah dulu, inginnya selalu bersentuhan, kan? Semakin Anda menyentuh, Anda semakin merasa dekat dengan pasangan. Ikatan yang meningkat sama artinya dengan semakin sering bercinta.

Lebih sehat
Lebih sering berhubungan seks memberikan banyak manfaat kesehatan dan perkawinan pun lebih berpeluang untuk bertahan lama. Anda tidak perlu bercinta setiap hari (kecuali Anda berdua memang menginginkannya), cukup beberapa kali saja dalam seminggu. Menghabiskan waktu setengah hingga satu jam sehari untuk bercinta bisa menjadi olahraga yang menyenangkan bagi Anda. Anda akan merasa lebih puas dengan hidup Anda, lebih bugar, dan lebih sehat!


Sumber: SheKnows , Kompas,Selasa, 23/3/2010

Source:http://www.terapisehat.com/2010/11/kenapa-kita-perlu-tidur-telanjang.html

Info-Kesehatan: Kehitaman di Seputar Daerah V


Saya ingin melangsungkan pernikahan sebentar lagi. Tetapi, saya mempunyai masalah di seputar daerah V. Kenapa ya, kulit di daerah selangkangan saya berwarna kehitaman? Apakah karena gesekan dari pembalut saat haid? - Rini, Jakarta.

Berikut penjelasan dari dr Trifena, praktisi aesthetic dan antiaging medicine:
Warna gelap di area tertentu pada tubuh kita terjadi karena faktor intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik adalah karena distribusi melanosit (sel pigmen) yang Tuhan ciptakan secara unik di area tertentu, seperti area genital, selangkangan, dan ketiak. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah akibat pengaruh gesekan di area tersebut. Gesekan itu terjadi karena beberapa hal, antara lain, gesekan pakaian dalam yang kita kenakan dan efek samping garukan. Selain itu, ada juga tindakan estetik yang kita pikir dapat membantu menangani masalah, tetapi yang terjadi adalah sebaliknya. Misalnya, penggunaan scrub atau lulur, gesekan alat pencukur (shaver), dan penggunaan deodoran yang dioleskan.

Karena itu, untuk mengatasi warna gelap di area tertentu, kita harus memerhatikan faktor-faktor di atas. Warna gelap di area V tidak dapat dihilangkan (karena faktor intrinsik), tetapi dapat dikurangi. Tips praktisnya adalah jangan menggunakan pakaian yang terlalu ketat, gunakan bahan pakaian yang halus dan lembut, dan jangan menggaruk. Kosmetik yang dapat kita gunakan adalah kosmetik yang mengandung zat eksfoliatif seperti alfa hidroksi acid (asam buah-buahan) dengan konsentrasi ringan, dan whitening agent (konsultasikan pada dokter Anda) karena kosmetik seperti ini bila tidak tepat, memiliki efek samping iritatif yang dapat memicu hiperpigmentasi sehingga area yang kita rawat malah terlihat lebih hitam (post inflamatory hiperpigmentation). Juga batasi kebiasaan mencukur dengan alat cukur (shaver) yang digesekkan dan hindari faktor ekstrinsik akibat gesekan pemakaian produk seperti lulur/scrub dan deodoran di area tersebut.

(Tabloid Nova, Kompas,Jumat, 20/8/2010)

Source:http://www.terapisehat.com/2010/11/kehitaman-di-seputar-daerah-v.html

Info-Kesehatan: Jika Istri Tidak Puas dengan Suami



T. Apakah memang benar seks begitu penting bagi pasangan suami istri? Jika isteri tidak puas dengan suaminya dalam hal seksual, apa yang sebaiknya suami harus lakukan?

J. Ya, seks sangat penting dalam satu perkawinan. Seks juga merupakan bentuk komunikasi yang sangat intim untuk pasangan. Jika satu pasangan tidak memuaskan, sangat penting untuk berbagi secara terbuka dan mengidentifikasikan alasannya.

Dalam sebagian besar kasus, ketidakpuasan ini biasanya tidak semata terkait dengan satu pihak tetapi kedua belah pihak entah secara langsung maupun tidak langsung. Biasanya, seorang istri/suami begitu mudah mencari alasan atas ketidakpuasan yang dialami dan melimpahkannya pada pihak lain untuk kemudian mengabaikan pasangannya. Kadang-kadang, diskusi atau pembicaraan antara pasangan tidak terjadi dengan lembut atau tidak dimulai sama sekali.

Kalau sudah demikian, penting untuk berkonsultasi dengan para profesional kesehatan. Kebanyakan isu seksual antarpasangan dapat diatasi jika penyebabnya bisa diidentifikasikan. Proses mulai dari mengidentifikasikan dan pemahaman penyebab bisa menjadi suatu proses yang lama dan rumit sehingga kesabaran menjadi kuncinya.(Kompas,Senin, 26/1/2009)

Source:http://www.terapisehat.com/2010/11/jika-istri-tidak-puas-dengan-suami.html

Info-Kesehatan: Gagal Puaskan Suami, Harus Bagaimana?

T: Saya telah menikah 5 tahun. Beberapa tahun terakhir ini, saya dan suami tidak lagi berhubungan seks secara rutin seperti waktu dulu awal menikah. Bahkan beberapa kali, saya gagal membuat suami ejakulasi.  Bagaimana cara mengatasi masalah ini?

J: Sangat penting bagi wanita untuk mengetahui bahwa pria memiliki siklus siang dan siklus malam. Hal ini berbeda dengan siklus bulanan wanita. Level hormon dan mood pria kerap berubah setiap hari dan setiap malam. Oleh karena itu, penting untuk Anda mengenali pola perubahan pada suami. Gairah seksual ini akan mengikuti pola siklus siang dan malam pria.(Kompas,Selasa, 18/5/2010)

Source:http://www.terapisehat.com/2010/11/gagal-puaskan-suami-harus-bagaimana.html

Info-Kesehatan: Di Depan WIL, Kok Loyo?


Lazimnya pria lebih bergairah jika berhubungan dengan wanita idaman lain (WIL). Tapi pria paruh baya ini justru sebaliknya. Keperkasaannya selalu hilang di depan seorang gadis, meskipun dengan isteri baik-baik saja. Apa penyebabnya?

“Saya seorang pria berumur 49 tahun. Saya termasuk suami yang tidak setia dalam hal seks. Saya menjalin hubungan gelap dengan seorang gadis berumur 25 tahun. Hubungan kami cukup dalam meskipun dia tahu bahwa tidak mungkin menikah dengan saya.
Masalah yang saya hadapi ialah, dalam beberapa kali kesempatan, saya tidak pernah mampu melakukan hubungan seks dengan dia. Padahal dia sudah bersedia. Saya tidak mengerti mengapa gangguan ini saya alami, padahal dengan isteri saya tidak pernah mengalami kejadian seperti ini.
Kejadian yang saya alami selalu sama. Mula-mula saya sudah siap, tetapi waktu akan mulai, saya jadi tidak berdaya karena kemampuan saya hilang. Kejadian ini sudah berlangsung beberapa kali, sampai dia merasa kecewa dan jengkel. Anehnya lagi meskipun ereksi hanya sedikit, tapi saya bisa mengeluarkan sperma.
Sungguh saya tidak mengerti mengapa saya mengalami kejadian yang memalukan dan mengecewakan ini? Apakah saya mengalami penyakit berbahaya? Mengapa dengan isteri saya tidak pernah mengalami kejadian ini? Apakah saya termasuk mengalami impoten? Adakah obat atau cara untuk menyembuhkan sehingga saya tidak mengalami kejadian itu?
Saya kasihan dengan gadis itu, di samping saya sangat ingin dapat melakukan hubungan seks seperti yang saya lakukan dengan isteri. Apa yang harus saya lakukan?” Martono, Malang

Bukan Penyakit
Masalah yang dialami Pak Martono menunjukkan suatu gangguan fungsi seksual yang disebut disfungsi ereksi (dulu disebut impotensi). Gangguan fungsi seksual ini memang banyak dialami pria tanpa memandang golongan usia.
Penyebabnya bermacam-macam, tetapi dapat dikelompokkan menjadi penyebab fisik dan penyebab psikis. Yang tergolong dalam penyebab fisik antara lain penyakit kencing manis dan kolesterol tinggi. Sedang penyebab psikis antara lain kejemuan, ketakutan, dan kekecewaan.

Kalau Pak Martono dapat melakukan hubungan seksual dengan isteri sedang dengan gadis itu selalu gagal karena ereksinya hilang, berarti penyebabnya adalah faktor psikis. Mungkin saja ada perasaan bersalah, rendah diri atau takut tidak dapat memuaskan ketika ingin melakukan hubungan seksual dengan gadis itu.

Kalau penyebab disfungsi ereksi adalah faktor fisik misalnya suatu penyakit, ereksi tetap terganggu tanpa memandang siapa pasangan seksual. Jadi andaikata penyebab disfungsi ereksi Pak Martono suatu penyakit, maka dia juga akan mengalami gangguan bila melakukan hubungan seksual dengan isterinya.

Lebih jauh, kegagalan  berulang yang dialami Pak Martono biasanya semakin memperburuk fungsi ereksi, sehingga tetap gagal melakukan hubungan seksual. Kalau gadis itu menunjukkan kekecewaan atau kejengkelan atau reaksi negatif yang lain, pada umumnya fungsi ereksi menjadi semakin buruk lagi. Demikian seterusnya yang terjadi.

Perlu Obat
Kejadian ini dapat diatasi kalau faktor psikis yang menghambat sudah tidak ada lagi. Tetapi ternyata tidak mudah untuk melenyapkan hambatan psikis seperti itu. Misalnya kalau  Pak Martono merasa bersalah dengan apa yang dilakukannya, tentu tidak mudah untuk mengubah agar perasaannya menjadi tidak bersalah.

Karena itu banyak pria yang mengalami disfungsi ereksi seperti Pak Martono memerlukan pengobatan yang bertujuan untuk menimbulkan ereksi. Jadi pengobatan semata-mata ditujukan untuk menimbulkan ereksi. Dengan terjadinya ereksi yang baik maka hubungan seksual dapat dilakukan.

Selanjutnya karena menyadari dan merasa dapat melakukan hubungan seksual, maka berbagai perasaan yang menjadi penghambat secara psikis dapat lenyap dengan sendirinya. Akhirnya fungsi ereksi menjadi normal.

Tetapi di sisi lain sebenarnya ada kebaikan juga dari kegagalan ereksi yang selalu dialami  Pak Martono setiap kali akan melakukan hubungan seksual dengan gadis itu. Dengan kegagalan itu berarti dia tidak perlu lagi merasa sebagai ‘suami yang tidak setia’.

Kalau masih ingin berhasil melakukan hubungan seksual dengan gadis itu, berkonsultasilah lebih jauh untuk mendapat penanganan dan pengobatan. Tetapi ingat, risikonya ialah menjadi ‘suami tidak setia’ itu. Pilih yang mana?

Konsultasi Seksologi di Tabloid Gaya Hidup Sehat dengan Prof. Dr. Wimpie Pangkahila, Sp.And (*)
(*) Seksolog dan Androlog serta dosen pada Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Bali (Kompas,Rabu, 28 Januari 2009)

Source:http://www.terapisehat.com/2010/11/di-depan-wil-kok-loyo.html