Info-Kesehatan: MENGKUDU: SI NONI JELEK BERKHASIAT OBAT

Aneh tapi nyata! Buah jelek berkutil yang di Hawaii disebut noni ini busuk baunya, tetapi tetap saja ia disukai dan ditanam orang. Belakangan ia malah teruji sebagai berkhasiat antitumor.

Seluruh bagian tanaman diyakini berkhasiat obat. Mengetahui cara makan yang tepat dari tiap bagian tanaman itu akan membantu memanfaatkannya sebagai obat tradisional yang efektif.

Noni pace

Tanaman dari suku kopi-kopian Rubiaceae ini berasal dari Asia Tenggara, tetapi sudah menyebar luas ke Cina, India, dan Polinesia sejauh Tahiti dan Hawaii. Penyebaran yang begitu luas, selain karena dibawa orang merantau, juga karena bijinya yang mengapung dalam air bisa berkelana sendiri dari pantai ke pantai tanpa menderita kerusakan. Tiba di tempat baru, biji yang coklat kehitam-hitaman tumbuh tanpa cedera.

Sampai sekarang sudah tercatat ada 20 jenis di seluruh dunia. Tetapi yang terkenal di Indonesia hanya dua yaitu Morinda bracteata dan Morinda citrifolia. Dari M. bracteata ada varietasnya yang disebut mengkudu tanah merah, karena menghasilkan zat pewarna merah, dan mengkudu tanah putih, penghasil zat pewarna kuning. Keduanya berasal dari Pulau Butung dan dibudidayakan di Maluku. M. citrifolia dikenal sebagai mengkudu Bogor, yang terkenal sebagai The Queen of Morinda karena kemampuannya menyebar ke seluruh penjuru dunia.

Sudah sejak lebih dari 1.500 tahun lalu, tanaman yang di Jawa disebut pace ini dimanfaatkan penduduk Hawaii sebagai noni. Mereka memandangnya sebagai Hawaii magic plant karena dipercaya bisa mengobati �berbagai penyakit�. Di Amerika Tengah yang juga dilanda mengkudu, pohonnya terkenal sebagai pain killer tree.

Di Indonesia, tanaman ini sebenarnya juga sudah diusahakan orang sejak dulu. Di antaranya ada yang khusus untuk diambil kulit akarnya. Untuk itu seluruh tanaman yang akan dipanen dicabut dari tanah, dan diusahakan jangan sampai akar tunggangnya rusak. Sebab bagian itulah yang paling banyak hasil kulitnya. Sesudah dicabut, bagian itu dicuci dengan air mengalir dari sungai, dan kulitnya dikupas untuk dikeringkan. Sarinya dipakai sebagai bahan celup pewarna benang, kain, dan daun pandan kerajinan anyam menganyam. Celupan ini memberi warna merah padam yang kekal. Industri batik halus memanfaatkan sari kulit akar mengkudu semacam itu dalam pembuatan kain bangbangan (bercorak warna merah). Sedangkan industri kecil rumahan memakainya untuk mewarnai berbagai hasil kerajinan daun pandan.

Ternyata kemudian, bagian lain dari tanaman itu makin jelas berkhasiat obat. Mengkudu kemudian lebih terkenal sebagai tanaman obat daripada penghasil cat celup.

Sari kulit batangnya dulu banyak dipakai sebagai obat demam malaria. Sesuatu yang tidak mengherankan, mengingat mengkudu masih satu famili dengan pohon kina, Rubiaceae.

Daunnya juga berkhasiat. Sakit pegal-pegal linu yang oleh sementara orang dianggap rematik setelah dikompres dengan daun mengkudu bisa sembuh. Daun itu dipilih yang lebar-lebar, dan diolesi tipis-tipis dengan minyak kelapa, lalu dipanggang di atas api sampai layu. Ketika sedang panas-panasnya ini daun ditempelkan pada bagian tubuh yang sedang sakit.

Selain sebagai obat, daun mengkudu juga enak dimakan sebagai lalap kukus (yang masih muda), dan pembungkus pepes ikan (yang sudah besar dan lebar karena sudah tidak muda lagi).

Pada zaman sekarang, mengkudu lebih banyak diambil buahnya, daripada akar atau daunnya. Buah yang sudah masak mengandung asam kaproat yang dulu dimanfaatkan untuk membersihkan karat pada logam, dan rambut kotor yang sudah lama tidak dicuci. Rasanya pahit, dan baunya aduhai menyengat tidak enak, gara-gara kandungan asam kaproat itu yang memang aduhai berbau tak sedap.

Meski demikian, buah yang masih muda bisa dimanfaatkan sebagai sayur kukus untuk dilalap dengan sambal bajak, sedangkan yang setengah masak diiris-iris bersama buah lain untuk dirujak petis Jawa Timuran.

Antitumor
Khasiatnya sebagai obat menarik perhatian beberapa peneliti, yang kemudian menelitinya secara mendalam sejak 40 tahun lalu. Seperti jus buah lain, jus buah mengkudu ternyata juga kaya akan berbagai enzim alami, senyawa fitonutrien (termasuk vitamin dan mineral) dan alkaloid proxeronin.

Proxeronin akan diubah dalam tubuh menjadi xeronin yang aktif ikut dalam setiap penyelenggaraan reaksi biokimia dalam tubuh. Dr. Heinicke menemukan xeronin sebagai pengatur spesifik keutuhan protein. Menurut dia, tanpa xeronin, protein dalam tubuh akan rusak, dan kehidupan pun akan berakhir. Tetapi xeronin ini sulit dilacak dalam darah karena begitu terbentuk, kontan habis dipakai.

Menurut dr. Mona Harrison dari Fakultas Kedokteran Universitas Boston, minum sari buah mengkudu akan membantu penyediaan xeronin itu dalam tubuh, yang menolong memperbaiki tugas kelenjar tiroid dan kelenjar timus. Keduanya penting bagi kekebalan tubuh, dan perlawanan menghadapi infeksi dari luar.

Xeronin ini dihasilkan ketika asam lambung yang sedang mencerna makanan (termasuk jus buah mengkudu) menghancurkan proxeronin sampai pecah menjadi xeronin.

Hasil proses itu memungkinkan mengkudu mengobati tubuh orang secara kontradiktif. Pada penderita tekanan darah tinggi, mengkudu membantu menurunkan tekanan jadi normal, sedangkan pada penderita tekanan darah rendah, mengkudu membantu meningkatkannya agar normal kembali. Sari buah itu lalu diwartakan berperan sebagai adaptogen yang menyeimbangkan fungsi sel-sel tubuh. Selain itu, sebagai adaptogen ia juga menormalkan fungsi otak, tempat pengendalian rasa sakit. Pantas saja, tanaman mengkudu di Amerika Tengah disebut pain killer tree.

Komponen aktif lain dalam mengkudu ialah scopoletin. Ini suatu zat faktor pertumbuhan nabati yang pertama kali ditemukan dulu pada tanaman Scopola. Zat hidroksi-metoksi-kumarin ini membawa serta serotonin. Salah satu peranan serotonin ialah sebagai neurotransmitter yang dalam otak berperan mengantar sinyal saraf, terutama yang berkenaan dengan proses tidur, di samping proses-proses lain.

Mengkudu juga mengandung anthraquinone yang bersifat antiseptik dan antibakteri. Antara lain Escherichia coli penyebab diare pada anak-anak (dalam keadaan tertentu), Salmonella penyebab keracunan makanan, Staphylococcus aureus penyebab bisul. Sari buah mengkudu sudah sejak dulu terkenal sebagai penyembuh luka di kalangan pemakai jamu tradisional tanpa memasalahkan apa biang keladinya.

Pada tahun 1997 baru-baru ini, Anne Hirazumi membuktikan dalam tesis doktornya bahwa endapan sari buah mengkudu yang mengandung embalau arab dan beberapa jenis gula (terutama galaktosa, rhamnosa, dan asam glukuronat) mempunyai daya antitumor, di samping menstimulasi kekebalan tubuh.

Berbeda dengan sari buah lain, sari buah mengkudu diminum cukup dua sendok makan. Waktunya yang tepat ialah sebelum makan pagi dan sebelum makan malam. Jadi perut masih kosong. Jus harus diminum sesegar mungkin, tanpa proses pemanasan atau perebusan, agar enzim alami di dalamnya tidak rusak.Selama berobat dengan jus buah mengkudu, kita harus menghindari minum minuman beralkohol dan kopi.Pemakaian jus ini dilarang bagi para penderita kelainan fungsi jantung. Sebab, efek sampingannya ialah denyut jantung yang meningkat. (Dr. Ir. Ingrid S. Waspodo, MSc.)-sumber : Indomedia

Source:http://www.terapisehat.com/2010/06/mengkudu-si-noni-jelek-berkhasiat-obat.html

No comments:

Post a Comment