“Kami sudah menikah 10 tahun, tetapi sampai sekarang belum dikaruniai anak. Suami berumur 42 tahun, saya 38 tahun.
Suami mengalami ejakulasi dini, sehingga saya jarang sekali mencapai kepuasan bila melakukan hubungan intim. Walaupun tidak memuaskan, saya tetap bersedia melakukan hubungan intim 1-2 kali seminggu karena masih ingin hamil.
Pertanyaan saya, apakah karena ejakulasi dini dan jarang merasa puas, saya belum juga hamil sampai sekarang? Saya sudah periksa ke beberapa dokter ahli, tetapi hasilnya nihil. Dokter hanya menyarankan agar saya sabar menunggu. Sampai kapan harus menunggu, sementara usia kami terus bertambah?â€
RS, Makassar
Tidak Berkaitan
Kehamilan hanya mungkin terjadi kalau berlangsung pembuahan sel telur wanita oleh sel spermatozoa pria. Pembuahan hanya mungkin terjadi kalau hubungan seksual dilakukan pada masa subur wanita. Hubungan seksual di luar masa subur wanita tidak akan menghasilkan pembuahan dan kehamilan.
Pembuahan lebih mudah terjadi kalau keadaan kesuburan pihak suami dan istri baik, dan tidak mengalami gangguan pada sistem reproduksinya. Sebaliknya, kalau kesuburan terganggu dan sistem reproduksi mengalami gangguan, kehamilan mengalami hambatan, bahkan mungkin tidak dapat terjadi.
Ejakulasi dini tidak mencerminkan ada tidaknya gangguan kesuburan. Tidak ada hubungan antara ejakulasi dini dengan keadaan kesuburan seorang pria. Artinya, seorang pria yang mengalami ejakulasi dini, kesuburannya mungkin saja normal. Sebaliknya, pria yang tidak mengalami ejakulasi dini, mungkin saja kesuburannya terganggu, bahkan mandul, sehingga tidak dapat menghasilkan kehamilan.
Gangguan Kesuburan
Ejakulasi dini yang dialami suami bukanlah penyebab Anda tidak hamil, walaupun telah 10 tahun menikah. Kecuali bila ejakulasi dini yang terjadi tergolong berat, sehingga tidak ada sperma yang masuk melalui vagina.
Pria yang menderita ejakulasi dini berat, mengalami ejakulasi sebelum penis masuk ke vagina. Jadi, selama ejakulasi terjadi di dalam vagina kemungkinan dapat menghamili tetap ada, asal kesuburannya baik dan di pihak Anda tidak ada gangguan.
Demikian juga walaupun Anda jarang mengalami orgasme. Orgasme tidak berperan bagi terjadinya pembuahan dan kehamilan. Jadi, walaupun Anda tidak pernah atau jarang mencapai orgasme, kehamilan tetap dapat terjadi.
Masalahnya, adakah gangguan kesuburan atau hambatan pada sistem reproduksi Anda dan suami, sehingga sampai saat ini Anda belum juga hamil? Seharusnya dari hasil pemeriksaan yang telah Anda alami, bila telah lengkap, dapat disimpulkan gangguan atau kelainan apa yang terjadi pada Anda dan suami.
Ini berarti bahwa Anda dan suami harus diperiksa dengan benar dan lengkap untuk membuat kesimpulan ada tidaknya gangguan. Setelah itu barulah dapat dilakukan langkah pengobatan atau tindakan yang tepat.
Namun, memang ada keadaan tertentu yang tidak dapat diatasi lagi. Misalnya kerusakan pada buah pelir sehingga spermatozoa tidak dapat diproduksi sama sekali atau kerusakan pada indung telur sehingga sel telur tidak dapat diproduksi.
Apakah Anda masih dapat hamil atau tidak, tergantung sejauh mana gangguan yang terjadi, baik pada diri Anda maupun suami. Mudah-mudahan hasil pemeriksaan yang dulu pernah Anda lakukan cukup lengkap, sehingga Anda dapat meminta penjelasan lagi kepada dokter yang memeriksa Anda.
Kalau tidak ada gangguan kesuburan pada diri Anda atau suami, tak mungkin kehamilan tidak terjadi dalam waktu yang lama ini.
Konsultasi dijawab oleh Prof Dr Wimpie Pangkahila SpAnd (Kompas,Jumat, 5 Februari 2010 )
Source:http://www.terapisehat.com/2010/11/ejakulasi-dini-hambat-kehamilan.html
No comments:
Post a Comment