Info-Kesehatan: Seluk Beluk Penyakit Sinusitis dan Cara Mengobatinya



Banyak orang yang menderita penyakit sinusitis atau sinus sangat terganggu dengan gejala-gejala yang ditimbulkan. Pada musim hujan begini, udara dingin menjadi musuh yang menyebalkan bagi penderita sinusitis karena mudah sekali kambuh. Berikut kiatnya untuk Anda.

Santi sudah seminggu ini mengeluhkan penyakit sinusitisnya kambuh. Udara dingin dan hujan yang tiada henti membuatnya kerepotan. Tiap kali kambuh, ia merasakan gejala yang tak enak seperti kepala berat, hidung tersumbat, nyeri dan berdenyut, dan mata rasanya bengkak. Apakah Anda juga merasakan hal yang sama?

Menurut Dr. Sukri Rahman, Sp.THT-KL, sinusitis merupakan istilah kedokteran untuk peradangan pada rongga sinus. Gejalanya yang menyerupai flu atau sakit kepala seringkali membuat sang penderita kurang menyadari penyakitnya. Sinusitis hampir selalu memerlukan pengobatan khusus. Pada keadaan yang lanjut, tidak jarang operasi menjadi pilihan terapi.

Mungkin anda bertanya-tanya apa itu sinus? Dr. Sukri menerangkan, sinus tidak lain adalah rongga di dalam tulang-tulang wajah di sekitar hidung. Tercatat empat jenis sinus pada manusia, yaitu sinus maksilaris (di dalam tulang pipi), frontalis (di dahi), etmoid (di belakang batang hidung), dan sfenoid (di belakang sinus etmoid). Masing-masing terdapat di kanan dan kiri. Walau fungsi pastinya masih dalam perdebatan, beberapa teori kedokteran menduga sinus berperan dalam mengatur kondisi udara yang masuk ke saluran napas. Selain itu sinus juga diduga membantu menjaga keseimbangan kepala, meredam perubahan tekanan udara di sekitar, membantu resonansi suara, serta sebagai penahan suhu.

Sinus yang sehat berisi udara, selain adanya lendir yang dihasilkan selaput dindingnya. Lendir ini, menurut Dr. Sukri, terus menerus diproduksi dan dikeluarkan ke dalam hidung melalui saluran yang tersedia. Sel-sel bersikat di sepanjang dinding dan salurannya aktif bergerak untuk membantu pengaliran lendir. Siklus ini harus tetap berjalan agar keseimbangan di dalam rongga sinus tetap terjaga.

Bila aliran ke dalam hidung terhambat, maka lendir dapat menumpuk dan terperangkap bersama udara di dalam sinus. Sayangnya, tumpukan lendir ini merupakan makanan favorit berbagai bakteri penyebab penyakit. Alhasil, radang dalam rongga sinus (sinusitis) bisa terjadi. Berbagai hambatan mekanik seperti benda asing dan polip hidung, infeksi saluran napas kronik, alergi, serta adanya kelaina anatomi yang mempersempit saluran sinus, dapat mencetus keadaan ini.

Sinusitis pun bisa terjadi melalui mekanisme lain. Infeksi dari gigi, misalnya, merupakan salah satu penyebab tersering terjadinya sinusitis. Ini terjadi karena akar gigi belakang atas kita bisa berada di dasar sinus bahkan masuk ke dalamnya. Bila akar gigi tersebut terinfeksi, yang ditandai dengan gigi berlubang, maka infeksi ini dapat pula meluas hingga ke sinus di atasnya. Sinus yang terlibat karena gigi, hanya sinus maksila. Sinusitis dapat pula berasal dari penyebab di hidung, yang disebut sinusitis rinogen.

Sinusitis vs Hujan
Perubahan cuaca seperti musim dingin dapat merupakan salah satu faktor yang akan meningkatkan kejadian sinusitis. “Pada musim dingin seperti musim penghujan, kejadian sinusitis kambuh akan meningkat,” imbuh Dr. Sukri.

Menurutnya, ada beberapa hal yang memungkinkan sinusitis sering terjadi pada musim dingin. Seperti diketahui, sinusitis paling sering diawali flu yang disebabkan virus, sama seperti infeksi virus umumnya yang mudah menular. “Umumnya pada musim dingin orang lebih banyak menghabiskan waktu di dalam ruangan tertutup dan berinteraksi dengan orang lain, sehingga penyebaran infeksi lebih mudah terjadi. Maka terjadilah flu,” ungkapnya.

Udara dingin dan kering ternyata juga berpotensi menimbulkan inflamasi (peradangan) pada mukosa hidung yang ditandai gejala-gejala radang hidung, yang pada akhirnya dapat menyebabkan sumbatan ostium sinus sehingga terjadi sinusitis. Penelitian telah membuktikan peningkatan pelepasan mediator inflamasi saat hidung terpajan udara dingin dan kering.

“Umumnya yang rentan sinusnya kambuh di kala musim dingin adalah individu-individu yang sensitif terhadap udara dingin, baik penderita radang hidung (rinitis) alergi dan non alergi merupakan orang yang paling rentan mengalami sinusitis pada musim dingin,” kata Dr. Sukri.

Untuk mencegah sinusitis pada musim dingin, pada saat keluar rumah disarankan memakai pakaian yang tebal dengan masker wol menutupi hidung. “Saat di dalam rumah sebaiknya pakai humidifier untuk mencegah udara kering, cucilah hidung secara teratur dengan melewatkan air hangat ke lubang hidung, perbanyak minum air sehingga lendir lebih encer dan saat berbaring tinggikan kepala.”

Sinusitis Akut dan Kronik
Berdasarkan lama gejalanya, sinusitis dibagi menjadi sinusitis akut, dan kronik. Bila gejalanya berlangsung di bawah 12 minggu masih digolongkan akut, namun bila keluhan sudah lebih dari 12 minggu maka dikategorikan kronik. “Sinusitis kronik umumnya disebabkan oleh sumbatan saluran sinus yang lebih permanen atau berlangsung lama, misalnya alergi, polip, masa tumor atau kelainan anatomi,” katanya menjelaskan.

Dr. Sukri melanjutkan, gejala sinusitis adalah hidung tersumbat disertai ingus kental yang seringkali berbau.” Kadang disertai juga dengan penurunan penciuman,” imbuhnya. Suhu tubuh dapat meningkat dan penderita seringkali mengeluh rasa sakit kepala.

Gejala sinusitis lainnya yang khas adalah nyeri hebat yang bertambah bila kepala digerakkan. Biasanya letak nyeri berhubungan dengan lokasi sinus yang terlibat. Pada sinusitis maksilaris, misalnya, nyeri dirasakan di bawah kelopak mata, depan telinga, maupun gigi. Sinusitis frontalis dapat menimbulkan nyeri di dahi dan di seluruh kepala. Sinusitis etmoidalis menimbulkan nyeri di pangkal hidung, belakang mata, dan pelipis, sementara sinusitis sfenoidalis menyebabkan nyeri di belakang mata dan di dekat telinga.

Harus Antibiotik
Menghadapi pasien sinusitis, dokter biasanya akan mendengarkan keluhan dan melakukan pemeriksaan fisik pasien. Keluhan pasien biasanya berupa pilek kental, kadang berbau, hidung mampet, penciuman berkurang, yang biasanya disertai sakit kepala atau teras berat di wajah dan kepala. Pilek yng dirasa umumnya dirasakan berjalan kearah belakang, ke tenggorokan (post nasaldrip) yang biasanya berlangsung lebih dari 2 minggu.

Saat ini pemeriksaan hidung oleh dokter spesialis Telinga Hidung Tenggorok sudah dilengkapi bantuan alat diagnostik berupa endoskopi hidung yang disebut nasoendoskopi. Alat ini cukup kecil dan bisa masuk ke dalam rongga hidung, yang dibagian ujungnya terdapat kamera yang disambungkan ke monitor TV, sehingga baik dokter maupun pasien dapat langsung melihat anatomi bagian dalam hidung. Dari pemeriksaan ini dapat dilihat jenis dan asal sekret hidung, apa yang terjadi di saluran sinus yang mungkin menjadi penyebab terjadinya sinusitis, dan kondisi anatomi lainnya seperti septum deviasi, hipertofi konka atau hipertrofi adenoid bahkan bila ada massa tumor dapat langsung terdeteksi.

Pada sinusitis, pada pemeriksaan nasoendoskopi, akan ditemukan sekret kental yang keluar dari muara sinus yang terlibat, yang berjalan ke arah belakang hidung atau nasofaring atau disebut post nasal drip. Dari pemeriksaan ini dapat langsung diketahui pula apa yang menjadi faktor predisposisi sumbatan di saluran sinus ini, adakah polip, massa tumor atau hanya penyempitan saluran akibat peradangan oleh alergi atau infeksi. Jangan lupa untuk memastikan kondisi gigi geligi terutama gigi belakang atas yang bisa menjadi salah satu penyebabnya. Dengan data di atas sudah cukup untuk menegakkan diagnosis sinusitis.

Untuk pengobatan sinusitis sendiri, kata Dr. Sukri, mencakup anti-biotika, dekongestan (menurunkan pembengkakan mukosa), mukolitik (pengencer sekret) dan bila diperlukan bisa ditambah anti infalamasi (mengurangi peradangan) dan anti alergi (bila ada alergi).

Pengobatan biasanya diberikan agak lama yaitu selama 7-14 hari. Bila setelah itu, keluhan masih ada, atau berkurang sedikit, sementara pada pemeriksaan nasoendoskopi masih ditemukan sekret kental yang mengalir keluar dari saluran sinus, maka diperlukan pemeriksaan tambahan berupa pemeriksaan radiologi berupa CT scan sinus paranasal. Pemeriksaan ini akan menggambarkan kondisi bagian dalam setiap sinus. Dengan demikian makin jelas terlihat penyebab dan luasnya penyakit sinusitis yang terlibat.

CT scan harus dilakukan setelah pengobatan 10-14 hari, karena dengan demikian efek terapi sudah optimal, sehingga bila sinusitis tetap terjadi, maka kemungkinan besar adanya faktor anatomi, atau kondisi patologi lain seperti polip atau massa menjadi faktor predisposisinya. Gambaran CT scan memastikan lebih detail hingga ke dalam sinus, masalah yang mungkin terjadi. Saat ini kemungkinan pilihan selanjutnya adalah operasi. Operasi hanya dilakukan setelah ditemukan kelainan yang sifatnya menetap menyumbat saluran sinus, sesudah terapi optimal selama 10-14 hari.

Bila Dibiarkan
Dr. Sukri mengingatkan, rongga sinus berbatasan langsung dengan organ-organ penting di kepala kita. Seperti sinus maksila berada dibawah rongga mata. Sinus etmoid berada di antara kedua mata kita dan bagian atasnya berbatasan dengan dasar tengkorak yang berisi otak. Sinus sfenoid berada di bagian dalam atas rongga hidung, yang berbatasan dengan saraf penglihatan dan pembuluh darah besar karotis, bagian atasnya juga merupakan sadar otak.

Bila Infeksi sinus terus saja dibiarkan dapat menyebabkan kumpulan sekret kental atau disebut pus terjebak di dalam sinus. Bila sinus etmoid yang terlibat, dan terdapat sumbatan permanen seperti karena polip atau massa, maka terjadi desak ruang ke arah mata, karena pembatas sinus etmoid dengan mata hanya seperti selembar kertas. “Kondisi ini dapat menyebabkan infeksi meluas ke mata yang disebut abses /selulitis orbita sehingga pasien dapat mengalami penurunan penglihatan,”imbuhnya. Bila sudah demikian, harus segera ditangani bila ingin matanya selamat.

Sinusitis dapat pula menyebabkan komplikasi ke otak yang menyebar baik melalui tulang maupun pembuluh darah. Atau terjadi infeksi tulang yang disebut osteomyelitis.

Sumber infeksi di hidung dan sinus dapat pula menjadi sumber infeksi ke telinga, karena terdapat saluran yang menghubungkan antara bagian belakang hidung (nasofaring) dengan telinga tengah yaitu ruang di balik gendang telinga, yang disebut tuba Eustachius. Akibatnya bisa terjadi infeksi telinga yang disebut otitis media. Otitis media dapat menyebakan gendang telinga mengalami kebocoran, sehingga pendengaran berkurang dan keluar cairan dari telinga.

Jangan lupa juga, hidung dan sinus merupakan satu kesatuan dari saluran napas di bawahnya atau dikenal dengan one airway, one disease. Penyakit-penyakit seperti asma yang terjadi di saluran napas bawah di paru-paru dapat tercetus oleh karena pasien mengalami sinusitis. “Jadi bila ditemui gejala-gejala khas sinus, ada baiknya segera pergi ke dokter untuk mendapatkan pertolongan yang tepat,” sarannya kemudian.

Bisakah Sembuh Total
Tentu bisa, jawab Dr. Sukri. Keberhasilan pengobatan, ditegaskannya, tergantung pada penyebab, faktor predisposisi, kepatuhan pasien untuk mengikuti terapi dan operasi yang optimal. Yang perlu diingat, sesudah operasi, ada faktor predisposisi yang harus terus dikontrol oleh pasien, misalnya faktor alergi, sehingga tidak akan terjadi lagi sinusitis di kemudian hari.

Masalahnya, pasien umumnya menjadi ketakutan bila dikatakan ada sinusitis, dan menjadi penyakit yang ditakutkan, karena dianggap semua sinusitis harus dioperasi. “Padahal tidak begitu adanya,” terangnya.

Sinusitis akut, umumnya cukup dengan obat saja, dan bisa sembuh total. Pasien juga bisa melakukan pengobatan mandiri dengan cara melakukan kompres hangat pada daerah nyeri yang timbul, lalu mencuci hidung dengan air hangat yang diberikan sedikit garam dua sampai tiga kali sehari. “Jangan lupa tingkatkan daya tahan tubuh,” katanya.

Sementara sinusitis kronik yang terbukti karena adanya sumbatan saluran sinus dan tidak ada perbaikan dengan terapi optimal selama 10-14 hari maka itu yang membutuhkan operasi sinus. Dan ini dipastikan dengan data pemeriksaan nasoendoskopi dan CT scan sinus.

Namun ia juga berpesan untuk tidak terlalu menguatirkan operasi. Operasi sinus saat ini memakai teknik endoskopi, terangnya. Tidak ada luka diwajah atau kulit. Operasi menggunakan kamera, masuk ke dalam hidung. Operasinya disebut Functional Endoscopy Sinus Surgery atau Bedah Sinus Endoskopi Fungsional.Tujuan operasinya adalah membuka saluran-saluran sinus yang tertutup, sementara mukosa normal dipertahankan. Sehingga diharapkan setelah operasi, fungsi sinus kembali normal, proses infeksi terhenti, tidak ada lagi pilek dan semua keluhan menghilang.

Tips Hindari Penyakit Sinusitis
Bila badan baru pilek karena influenza, umumnya disebabkan oleh virus, maka istirahatlah dengan cukup. Makan yang bernutrisi tinggi, dan minum yang banyak, boleh tambahkan suplemen vitamin, dengan demikian badan memiliki daya tahan tubuh yang tinggi yang mampu melawan virus.
Bila pilek berlanjut lebih dari seminggu, apalagi bila pilek mulai berubah warna dan makin kental, maka kemungkinan bakteri telah ikut serta. Segeralah ke dokter. Minumlah obat sesuai instruksi dokter.
Bila dengan pengobatan seminggu tidak ada perbaikan, kembalilah berobat, minta pendapat dokter apakah yang menjadi penyebab belum membaiknya kondisi hidung Anda. Dokter THT akan bisa memastikan masalah yang terjadi di hidung anda dengan bantuan peralatan diagnostik endoskopi, sehingga terapi segera dapat ditentukan selanjutnya. Diagnostik dini, akan memberikan hasil pengobatan yang lebih baik.

Source:http://www.terapisehat.com/2014/08/seluk-beluk-penyakit-sinusitis-dan-cara.html

No comments:

Post a Comment