Tularemia (Demam Kelinci, Demam Lalat Rusa) adalah suatu infeksi bakteri yang disebabkan oleh Francisella tularensis.
Jenis-jenis tularemia:
1. Tularemia ulseroglanduler, pada tangan dan jari-jari tangan terbentuk ulkus (luka terbuka, borok) disertai pembengkakan kelenjar getah bening pada sisi yang sama.
2. Tularemia okuloglanduler menyerang mata dan menyebabkan kemerahan serta pembengkakan disertai pembengkakan kelenjar getah bening. Jenis ini mungkin merupakan akibat dari menyentuh mata dengan jari tangan yang terinfeksi.
3. Tularemia glanduler, terjadi pembengkakan kelenjar getah bening tanpa pembentukan ulkus, diduga sumbernya adalah bakteri yang tertelan.
4. Tularemia tifoidal menyebabkan demam tinggi, nyeri perut dan kelelahan.
Jika sampai ke paru-paru, bisa terjadi pneumonia.
PENYEBAB
Bakteri Francisella tularensis.
Manusia terinfeksi karena:
# Memakan atau menyentuh hewan yang terinfeksi
# Bakteri bisa menembus kulit yang utuh
# Menghirup udara yang mengandung bakteri Francisella tularensis
# Penularan melalui kutu yang terinfeksi.
Yang paling sering terinfeksi adalah pemburu, jagal, peternak, pengolah bulu binatang dan petugas laboratorium.
Kadang tularemia terjadi akibat memakan makanan yang kurang matang atau meminum air yang terkontaminasi.
Belum pernah dilaporkan adanya penularan dari orang ke orang.
GEJALA
Gejala dimulai secara tiba-tiba dalam 1-10 hari (biasanya 2-4 hari) setelah terinfeksi.
Gejala awalnya berupa sakit kepala, menggigil, mual, muntah, demam sampai 40? Celsius dan kelelahan yang luar biasa.
Dalam 24-48 jam, muncul lepuhan yang meradang pada sisi yang terinfeksi (biasanya di jari tangan, lengan, mata atau langit-langit mulut), kecuali pada tularemia jenis glanduler dan tifoidal.
Lepuhan ini dengan segera akan terisi oleh nanah dan pecah membentuk ulkus. Ulkus tunggal biasanya timbul di lengan atau tungkai, sedangkan ulkus yang banyak biasanya muncul di mulut atau mata.
Biasanya hanya satu mata yang terkena.
Kelenjar getah bening di sekitar ulkus membesar dan bisa menghasilkan nanah.
Penderita pneumonia tularemik bisa sampai mengigau. Tetapi pneumonia bisa hanya menimbulkan gejala yang ringan, seperti batuk kering yang menyebabkan perasaan terbakar di tengah dada.
Di sepanjang perjalanan penyakit bisa muncul ruam kulit.
DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya yang timbul secara tiba-tiba dan adanya ulkus khas yang didukung oleh riwayat kontak dengan kutu atau mamalia liar (terutama kelinci).
Untuk memperkuat diagnosis, dilakukan pembiakan bakteri dari contoh ulkus, kelenjar getah bening, darah atau dahak.
PENGOBATAN
Antibiotik suntikan atau per-oral diberikan selama 5-7 hari.
Ulkus ditutup dengan verban lembab yang diganti sesering mungkin.
Verban ini membantu mencegah penyebaran infeksi dan pembengkakan kelenjar getah bening.
Untuk meringankan gejala mata bisa digunakan kaca mata gelap atau kompres hangat.
Untuk sakit kepala hebat diberikan pereda nyeri (misalnya kodein).
Jenis-jenis tularemia:
1. Tularemia ulseroglanduler, pada tangan dan jari-jari tangan terbentuk ulkus (luka terbuka, borok) disertai pembengkakan kelenjar getah bening pada sisi yang sama.
2. Tularemia okuloglanduler menyerang mata dan menyebabkan kemerahan serta pembengkakan disertai pembengkakan kelenjar getah bening. Jenis ini mungkin merupakan akibat dari menyentuh mata dengan jari tangan yang terinfeksi.
3. Tularemia glanduler, terjadi pembengkakan kelenjar getah bening tanpa pembentukan ulkus, diduga sumbernya adalah bakteri yang tertelan.
4. Tularemia tifoidal menyebabkan demam tinggi, nyeri perut dan kelelahan.
Jika sampai ke paru-paru, bisa terjadi pneumonia.
PENYEBAB
Bakteri Francisella tularensis.
Manusia terinfeksi karena:
# Memakan atau menyentuh hewan yang terinfeksi
# Bakteri bisa menembus kulit yang utuh
# Menghirup udara yang mengandung bakteri Francisella tularensis
# Penularan melalui kutu yang terinfeksi.
Yang paling sering terinfeksi adalah pemburu, jagal, peternak, pengolah bulu binatang dan petugas laboratorium.
Kadang tularemia terjadi akibat memakan makanan yang kurang matang atau meminum air yang terkontaminasi.
Belum pernah dilaporkan adanya penularan dari orang ke orang.
GEJALA
Gejala dimulai secara tiba-tiba dalam 1-10 hari (biasanya 2-4 hari) setelah terinfeksi.
Gejala awalnya berupa sakit kepala, menggigil, mual, muntah, demam sampai 40? Celsius dan kelelahan yang luar biasa.
Dalam 24-48 jam, muncul lepuhan yang meradang pada sisi yang terinfeksi (biasanya di jari tangan, lengan, mata atau langit-langit mulut), kecuali pada tularemia jenis glanduler dan tifoidal.
Lepuhan ini dengan segera akan terisi oleh nanah dan pecah membentuk ulkus. Ulkus tunggal biasanya timbul di lengan atau tungkai, sedangkan ulkus yang banyak biasanya muncul di mulut atau mata.
Biasanya hanya satu mata yang terkena.
Kelenjar getah bening di sekitar ulkus membesar dan bisa menghasilkan nanah.
Penderita pneumonia tularemik bisa sampai mengigau. Tetapi pneumonia bisa hanya menimbulkan gejala yang ringan, seperti batuk kering yang menyebabkan perasaan terbakar di tengah dada.
Di sepanjang perjalanan penyakit bisa muncul ruam kulit.
DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya yang timbul secara tiba-tiba dan adanya ulkus khas yang didukung oleh riwayat kontak dengan kutu atau mamalia liar (terutama kelinci).
Untuk memperkuat diagnosis, dilakukan pembiakan bakteri dari contoh ulkus, kelenjar getah bening, darah atau dahak.
PENGOBATAN
Antibiotik suntikan atau per-oral diberikan selama 5-7 hari.
Ulkus ditutup dengan verban lembab yang diganti sesering mungkin.
Verban ini membantu mencegah penyebaran infeksi dan pembengkakan kelenjar getah bening.
Untuk meringankan gejala mata bisa digunakan kaca mata gelap atau kompres hangat.
Untuk sakit kepala hebat diberikan pereda nyeri (misalnya kodein).
PROGNOSIS
Jika diobati, sebagian besar penderita bisa diselamatkan.
Sekitar 6% penderita yang tidak diobati akhirnya meninggal. Kematian biasanya terjadi akibat infeksi yang tidak terkontrol, pneumonia, meningitis (infeksi selaput otak) atau peritonitis (infeksi selaput rongga perut).
Jarang terjadi kekambuhan, tetapi jika pengobatannya tidak adekuat, maka bisa terjadi kekambuhan.
Penderita tularemia nantinya akan membentuk kekebalan terhadap infeksi ini.
Jika diobati, sebagian besar penderita bisa diselamatkan.
Sekitar 6% penderita yang tidak diobati akhirnya meninggal. Kematian biasanya terjadi akibat infeksi yang tidak terkontrol, pneumonia, meningitis (infeksi selaput otak) atau peritonitis (infeksi selaput rongga perut).
Jarang terjadi kekambuhan, tetapi jika pengobatannya tidak adekuat, maka bisa terjadi kekambuhan.
Penderita tularemia nantinya akan membentuk kekebalan terhadap infeksi ini.
Source:http://www.terapisehat.com/2010/09/tularemia-demam-kelinci-demam-lalat-rusa.html
No comments:
Post a Comment