Pria dari Timur Tengah sudah pasti memiliki ukuran penis jumbo. Sebaliknya, orang Asia memiliki ukuran penis mungil-mungil. Begitulah mitos yang berkembang mengenai ukuran penis dan suku bangsa seseorang.
Mayoritas, pria dan wanita yang disurvei di berbagai negara setuju dengan pernyataan bahwa ukuran penis berkaitan dengan ras atau suku bangsa seseorang. Meski tidak ada orang yang pernah tidur dengan semua pria dari semua suku bangsa di seluruh dunia, tapi mitos dan kepercayaan tentang ukuran penis ini sudah berkembang luas secara internasional.
Faktanya, tidak ada satu pun studi yang bisa memberi jawaban memuaskan atas praduga yang terlanjur berkembang tersebut. Lalu, mengapa mitos tentang ukuran penis dan ras itu ada? Bukankah tak ada asap bila tak ada api? Charles Panati, dalam buku Sexy Origin and Intimate Things, membeberkan alasannya:
Pria Asia memiliki penis yang kecil
Mungkin hal ini dikaitkan dengan postur badan orang Asia yang lebih pendek dibanding orang Eropa sehingga dikonotasikan bahwa penis mereka pun berukuran kecil.
Pria Italia paling jago bercinta
Hal ini diduga karena adanya mitos yang menyebutkan bahwa penis orang Italia lebih tebal sehingga akan memberi kenikmatan lebih besar. Vagina memang lebih mudah terstimulasi oleh penis yang secara diameter lebih besar, ketimbang penis yang panjang, karena akan memberikan tekanan yang lebih intens pada saraf-saraf di area intim wanita.
Pria Timur Tengah "yunior"-nya paling besar
Lagi-lagi ini juga dikaitkan dengan postur badan pria asal Timur Tengah yang memang tinggi dan besar.
Orang Irlandia kuno pernah difoto dalam postur tubuh kurus tapi berotot. Hal ini menyebabkan orang menduga, pria asal Irlandia pasti juga memiliki penis yang kurus dan seluruh bagian kulupnya disunat.
Menurut Panati, kita terbiasa melihat seseorang berdasarkan postur tubuhnya dan latar belakang suku bangsanya sehingga kita pun menyimpulkan bahwa alat vital mereka pun tak jauh berbeda.
Penelitian yang dilakukan Kinsey melaporkan, ukuran penis rata-rata pria kulit putih sebelum ereksi adalah empat inci. Pada pria kulit hitam mencapai empat setengah inci.
Berbagai studi menunjukkan, sebagian besar pria, apa pun suku bangsanya, merasa ukuran penis mereka kurang besar. Meski mereka mengaku penis mereka berfungsi dengan baik, tapi tetap saja mereka berharap alat vital mereka bisa lebih panjang lagi.
Seharusnya, para pria tak perlu khawatir dengan ukuran penisnya. Pasalnya, sependek apa pun ukuran alat kelamin pria, G-spot wanita tetap bisa tersentuh.(Kompas,Sabtu, 22 Agustus 2009)
Source:http://www.terapisehat.com/2010/11/antara-penis-dan-ras.html
No comments:
Post a Comment