Manfaat ASI bagi bayi dan anak sangat banyak, oleh karenanya adalah hak setiap bayi untuk mendapatkan ASI eksklusif semenjak
mereka dilahirkan sampai berusia 6 bulan. Setelah itu sebaiknya ASI tetap
diberikan sampai anak berusia 2 tahun, sambil tentu saja diberikan
makanan pendamping ASI.
Hal penting yang perlu diketahui ibu menyusui dan tips untuk ibu menyusui :
- Setelah melahirkan harus segera dilakukan inisiasi menyusui dini. Begitu tali plasenta dipotong dan bayi dibersihkan, bayi segera diletakkan tengkurap di dada atau di perut ibu sehingga kulit bayi
menempel pada kulit ibu. Selanjutnya, biarkan bayi menemukan
sendiri puting susu ibu dan mengisap air susu/ puting ibunya.
- ASI akan keluar 1-6 hari setelah melahirkan. Untuk
menghindari kebingungan puting, jika memang harus
diberikan susu formula atau ASI donor gunakanlah sendok atau menggunakan alat bantu berupa pemakaian pipa nasogastrik yang dihubungkan ke cangkir atau semprit.
- ASI
pertama yang berwarna kuning keemasan dan agak kental (kolustrum) harus langsung diberikan pada bayi. Kolustrum sangat penting untuk membantu melindungi
bayi dari penyakit. Pasokan ASI akan meningkat dan warna akan
berubah menjadi warna putih kebiruan selama beberapa hari berikutnya
setelah kelahiran bayi.
- Untuk bayi pemberian ASI tidak perlu dijadwalkan. Bila bayi mau menyusu, susui bayi sesering mungkin setiap 1-2 jam sekali atau paling tidak 8-12 kali dalam 24 jam dan ketika bayi menunjukkan tanda-tanda kelaparan, seperti menjadi lebih aktif, meletakkan tangan atau tinju ke mulut dan
membuat gerakan mengisap dengan mulut atau memutar kepala untuk mencari puting susu. Menangis adalah tanda akhir
dari kelaparan. Tidak perlunya jadwal karena :
- Bayi
memiliki lambung yang kecil dan ASI sangat mudah diserap. Semakin muda
umur bayi, semakin cepat dia merasa lapar kembali. Kapasitas produksi
ASI antar ibu juga bervariasi. Semakin kecil produksi, semakin sering
dan lama bayi harus disusui. Hanya bayi itu sendiri yang tahu kapan
saatnya harus menyusu. - Kandungan gizi dalam ASI yang dikeluarkan bervariasi. Kandungan lemak pada menit-menit awal cukup
rendah, lalu meningkat terus sampai menit terakhir. Bila ibu
menghentikan proses menyusui sebelum saatnya, maka bayi akan kekurangan
lemak dan cepat lapar kembali. - Bila menyusui dilakukan secara
terjadwal, dalam tiga bulan produksi ASI akan menurun. Aktivitas
menyusui merangsang keluarnya hormon prolaktin yang memproduksi susu.
Semakin sering menyusui, semakin besar prolaktin yang dikeluarkan. Bila
ibu jarang menyusui, maka otomatis tubuhnya juga akan
mengurangi prolaktin yang bermanfaat dalam produksi ASI. - Bayi meminta menyusu bukan semata-mata karena lapar, namun juga karena kebutuhan emosional untuk disayangi dan dilindungi.
- Susui bayi dengan kedua payudara secara bergantian, minimal 10-15 menit pada setiap payudara saat menyusui. Setiap kali memulai, gunakan payudara yang terakhir disusukan. Hal ini membantu
untuk mengosongkan payudara sehingga produksi ASI akan semakin
meningkat.
- Sediakan waktu untuk
bermain dengan bayi sebelum mulai menyusui, sehingga suasana menjadi
rileks dan
nyaman. Pastikan bayi dalam keadaan kering, nyaman dan tidak mengantuk.
Duduklah dengan nyaman di kursi, bila perlu gunakan bantal untuk
menyangga punggung ibu menyusui. Atau bisa juga menggunakan bantal berbentuk
U, untuk membantu menyangga bayi.
- Cara menyusui harus benar. Jika caranya salah, dapat
mengakibatkan puting lecet, sehingga ibu tidak nyaman dan kesakitan
selama menyusui.
Cara menyusui yang benar adalah mulut bayi harus menutupi aerola (bagian yang berwana gelap disekitar puting) untuk
membantu menekan saluran air susu sehingga mempercepat pengeluaran ASI.
Bila mulut bayi hanya melekat pada puting saja, bisa
dipastikan puting akan lecet dan luka. Persepsi bahwa menyusui hanya
melalui puting saja sehingga bagi ibu dengan puting datar (nipple flat)
tidak bisa menyusui harus diluruskan. Kata lain dari menyusui adalah
breast feeding, bukan nipple feeding. Jadi ibu dengan puting datar akan
tetap bisa menyusui walaupun memerlukan usaha ekstra baik bagi ibu
maupun bayi.
- Peluk
bayi dengan satu tangan. Usahakan kepala, bahu dan tubuhnya dalam
posisi lurus, perutnya menempel ke tubuh ibu. Posisi tubuh bayi ketika
menyusui ini penting untuk kenyamanan bayi dan ibu menyusui sendiri.
- Sejajarkan hidung bayi dengan puting ibu. Sentuh pipi bayi dengan jari ibu agar ia menengok ke arah puting. Setelah mulutnya membuka lebar, dekatkan mulut bayi ke puting payudara (bukan sebaliknya).
- Jika
bayi selalu menaruh tangannya di tempat yang menghalangi, atur
tangannya kembali ke sisi badannya, atau berikan telunjuk ibu agar bayi menggenggamnya.
Setelah
cukup menyusui, secara perlahan tekanlah payudara dari sudut mulut bayi dengan
menggunakan jari ibu hingga payudara terlepas dari mulut bayi.
Bila ASI memancar sewaktu akan disusukan, keluarkan sedikit dengan tangan untuk menghindari bayi tersedak dan menolak susu.
Caranya dengan menopang payudara secara lembut dan mengurut ke
arah areola sambil memutar pijatan ke sekeliling kuadran payudara.
Kemudian, tekan areola dengan ibu jari dan jari-jari untuk mengosongkan
ASI yang terdapat dalam sinus-sinus areola. Cara lain untuk mengeluarkan
ASI adalah dengan pompa mekanik maupun listrik.
- Hindari menyusui di ranjang terutama pada malam hari, untuk mencegah kemungkinan ibu tertidur.
- Bila bayi menunjukkan gejala akan bersendawa/ gumoh, sendawakan dengan menggendong tegak pada pundak dan menepuk-nepuk
punggungnya sehingga udara yang terisap bersama ASI secara
perlahan akan keluar.
- Tetap susui bayi selama dan setelah bayi sembuh dari sakit. Bayi yang sakit sering menolak untuk makan tetapi dengan terus
menyusui akan memberikan bayi nutrisi yang dibutuhkan dan
mencegah dehidrasi.
- Rawatlah
payudara ibu menyusui. Saat mandi bersihkan payudara dengan sabun tetapi
jangan sabuni bagian puting dan aerolanya (bagian berwarna gelap
sekitar puting) karena sabun dapat menghilangkan cairan alami yang melindungi
puting. Buanglah sisa ASI dengan menggunakan tangan atau dibantu dengan
pompa khusus. Jika payudara lecet dan terasa pedih dapat dihilangkan dengan mandi
air hangat, mendapatkan udara dan sinar matahari cukup serta mengoleskan
lanolin.
- Perhatikan infeksi. Tanda-tanda
infeksi payudara antara lain demam, iritasi dan benjolan menyakitkan sera
kemerahan pada payudara. Segeralah pergi ke dokter jika ibu menyusui mengalami
gejala tersebut.
- Menjadi hal yang normal jika payudara seorang ibu menjadi lebih
besar dan berat selama masa menyusui karena produksi ASI umumnya
akan cenderung meningkat. Tetapi hal ini akan menjadi masalah jika payudara menjadi bengkak dan terasa sangat keras dan
menyakitkan (engorgement). Bila hal ini terjadi maka ibu
menyusui harus :
- Menyusui lebih sering untuk mengeluarkan
ASI - Menghindari penggunaan dot secara berlebihan
- Memompa sedikit ASI
untuk melunakkan bagian payudara sebelum menyusui - Memijat payudara secara lembut pagi dan sore
- Jika harus bekerja, cobalah untuk memompa ASI pada jadwal yang sama ketika ibu menyusui di rumah atau pompa ASI setidaknya
setiap empat jam. - Kompres payudara dengan air dingin di antara waktu menyusui
- Konsumsi makanan yang sehat dan seimbang, cukup cairan, juga cukup istirahat. Makanan sehat dan seimbang akan meningkatkan kualitas dan kuantitas ASI, juga untuk meningkatkan daya tahan tubuh ibu. Istirahatlah
sebanyak yang ibu menyusui dapat agar tubuh tidak kelelahan dan tetap fit.
- Bagi ibu menyusui yang terpaksa harus meninggalkan bayinya, perah dan simpanlah ASI agar dapat diberikan melalui botol pada saat bayi lapar. Untuk tips pemyimpanan ASI silahkan baca disini.
Source:http://anekatipskesehatan.blogspot.com/2012/12/tips-untuk-ibu-menyusui.html
No comments:
Post a Comment