Kelenjar hipofisa adalah sebuah kelenjar berukuran sebesar kacang polong, yang terletak di dasar otak dan menghasilkan sejumlah hormon:
#TSH (thyroid-stimulating hormone)
# FSH (follicle-stimulating hormone)
# LH (luteinizing hormone)
# Kortikotropin
# Hormon pertumbuhan.
Ketiga hormon pertama bertugas mengendalikan fungsi kelenjar endokrin lainnya dan merangsang kelenjar tersebut untuk menghasilkan hormon lainnya.
PENYEBAB
Fungsi hormon hipofisa yang tidak adekuat disebut hipopituitarisme.
Pada anak-anak, hipopituitarisme bisa disebabkan oleh:
- Tumor hipofisa jinak (kraniofaringioma)
- Cedera
- Infeksi
atau bisa juga tidak memiliki penyebab yang pasti (hipopituitarisme idiopatik).
Kadang hipopituitarisme (disertai diabetes insipidus) merupakan bagian dari penyakit Hand-Sch?ller-Christian, yang menyerang sebagian kecil tulang dan paru-paru serta fungsi kelenjar hipofisa.
Pada panhipopituitarisme, pembentukan seluruh hormon hipofisa berkurang atau terhenti sama sekali.
Panhipopituitarisme terjadi jika seluruh kelenjar hipofisa mengalami kerusakan.
GEJALA
Gejala-gejala dari fungsi kelenjar hipofisa yang tidak adekuat bervariasi, tergantung kepada jenis hormon yang berkurang.
Pada anak yang menderita kekurangan hormon TSH, bisa terjadi gangguan pertumbuhan dan gangguan perkembangan mental.
Usia ketika terjadi kekurangan hormon juga berpengaruh kepada gejala yang timbul.
Jika kelainan fungsi kelenjar hipofisa terjadi sebelum masa puber, maka terjadi gangguan pertumbuhan, karakteristik seksual tidak terbentuk serta kelenjar tiroid serta kelenjar adrenal berfungsi tidak sebagaimana mestinya.
Kelainan fungsi kelenjar hipofisa yang terjadi sesudah masa puber bisa menyebabkan penurunan gairan seksual, impotensi dan penciutan buah zakar.
Kadang hanya 1 hormon hipofisa yang tidak terbentuk.
Jika tidak terbentuk LH (kekurangan LH), buah zakar terbentuk dan menghasilkan sperma (karena fungsi ini dikendalikan oleh FSH) tetapi buah zakar (testis) tiidak menghasilkan testosteron dalam jumlah yang memadai.
Testosteron adalah hormon yang merangsang pembentukan ciri seksual sekunder pria (misalnya suara yang berat, pertumbuhan rambut wajah dan pematangan penis). Anak laki-laki yang menderita kekurangan LH tidak akan membentuk ciri seksual sekunder tersebut.
Gejala lainnya adalah lengan dan tungkai yang abnormal panjang.
Bisa juga terjadi kekurangan hormon pertumbuhan. Pada dwarfisme hipofisa, kelenjar hipofisa menghasilkan sedikit hormon pertumbuhan, sehingga terjadi pertumbuhan yang lambat dan tubuh yang pendek dengan proporsi yang normal.
Tetapi kebanyakan anak-anak yang bertubuh pendek memiliki kelenjar hipofisa yang berfungsi secara normal dan mereka bertubuh pendek karena pertumbuhannya tertunda atau karena orangtuanya relatif bertubuh pendek.
DIAGNOSA
Dilakukan pemeriksaan darah untuk mengukur kadar hormon.
Untuk mengetahui adanya kekurangan hormon pertumbuhan, dilakukan pengukuran kadar IGF-I (insulin-like growth factor I).
Beberapa hormon hipofisa diukur secara langsung, sedangkan yang lainnya diukur kembali dalam waktu 1-2 jam setelah diberikan rangsangan khusus melalui mulut maupun suntikan.
Rontgen tangan dilakukan untuk menentukan umur tulang, yang bisa menunjukkan apakah tulang masih tumbuh dan berapa lama mereka tumbuh.
CT scan atau MRI kepala bisa menemukan adanya tumor atau kelainan struktur lainnya di dalam maupun di dekat kelenjar hipofisa.
PENGOBATAN
Jika terjadi kekurangan hormon tertentu, bisa diberikan hormon sintetik.
Misalnya kepada anak yang bertubuh pendek akibat kekurangan hormon pertumbuhan bisa diberikan hormon pertumbuhan buatan. Pada tahun pertama pengobatan, tinggi badannya bisa bertambah sebanyak 10-15 cm.
Merupakan suatu hal yang sia-sia memberikan hormon pertumbuhan kepada anak yang memiliki kadar hormon pertumbuhan yang normal.
#TSH (thyroid-stimulating hormone)
# FSH (follicle-stimulating hormone)
# LH (luteinizing hormone)
# Kortikotropin
# Hormon pertumbuhan.
Ketiga hormon pertama bertugas mengendalikan fungsi kelenjar endokrin lainnya dan merangsang kelenjar tersebut untuk menghasilkan hormon lainnya.
PENYEBAB
Fungsi hormon hipofisa yang tidak adekuat disebut hipopituitarisme.
Pada anak-anak, hipopituitarisme bisa disebabkan oleh:
- Tumor hipofisa jinak (kraniofaringioma)
- Cedera
- Infeksi
atau bisa juga tidak memiliki penyebab yang pasti (hipopituitarisme idiopatik).
Kadang hipopituitarisme (disertai diabetes insipidus) merupakan bagian dari penyakit Hand-Sch?ller-Christian, yang menyerang sebagian kecil tulang dan paru-paru serta fungsi kelenjar hipofisa.
Pada panhipopituitarisme, pembentukan seluruh hormon hipofisa berkurang atau terhenti sama sekali.
Panhipopituitarisme terjadi jika seluruh kelenjar hipofisa mengalami kerusakan.
GEJALA
Gejala-gejala dari fungsi kelenjar hipofisa yang tidak adekuat bervariasi, tergantung kepada jenis hormon yang berkurang.
Pada anak yang menderita kekurangan hormon TSH, bisa terjadi gangguan pertumbuhan dan gangguan perkembangan mental.
Usia ketika terjadi kekurangan hormon juga berpengaruh kepada gejala yang timbul.
Jika kelainan fungsi kelenjar hipofisa terjadi sebelum masa puber, maka terjadi gangguan pertumbuhan, karakteristik seksual tidak terbentuk serta kelenjar tiroid serta kelenjar adrenal berfungsi tidak sebagaimana mestinya.
Kelainan fungsi kelenjar hipofisa yang terjadi sesudah masa puber bisa menyebabkan penurunan gairan seksual, impotensi dan penciutan buah zakar.
Kadang hanya 1 hormon hipofisa yang tidak terbentuk.
Jika tidak terbentuk LH (kekurangan LH), buah zakar terbentuk dan menghasilkan sperma (karena fungsi ini dikendalikan oleh FSH) tetapi buah zakar (testis) tiidak menghasilkan testosteron dalam jumlah yang memadai.
Testosteron adalah hormon yang merangsang pembentukan ciri seksual sekunder pria (misalnya suara yang berat, pertumbuhan rambut wajah dan pematangan penis). Anak laki-laki yang menderita kekurangan LH tidak akan membentuk ciri seksual sekunder tersebut.
Gejala lainnya adalah lengan dan tungkai yang abnormal panjang.
Bisa juga terjadi kekurangan hormon pertumbuhan. Pada dwarfisme hipofisa, kelenjar hipofisa menghasilkan sedikit hormon pertumbuhan, sehingga terjadi pertumbuhan yang lambat dan tubuh yang pendek dengan proporsi yang normal.
Tetapi kebanyakan anak-anak yang bertubuh pendek memiliki kelenjar hipofisa yang berfungsi secara normal dan mereka bertubuh pendek karena pertumbuhannya tertunda atau karena orangtuanya relatif bertubuh pendek.
DIAGNOSA
Dilakukan pemeriksaan darah untuk mengukur kadar hormon.
Untuk mengetahui adanya kekurangan hormon pertumbuhan, dilakukan pengukuran kadar IGF-I (insulin-like growth factor I).
Beberapa hormon hipofisa diukur secara langsung, sedangkan yang lainnya diukur kembali dalam waktu 1-2 jam setelah diberikan rangsangan khusus melalui mulut maupun suntikan.
Rontgen tangan dilakukan untuk menentukan umur tulang, yang bisa menunjukkan apakah tulang masih tumbuh dan berapa lama mereka tumbuh.
CT scan atau MRI kepala bisa menemukan adanya tumor atau kelainan struktur lainnya di dalam maupun di dekat kelenjar hipofisa.
PENGOBATAN
Jika terjadi kekurangan hormon tertentu, bisa diberikan hormon sintetik.
Misalnya kepada anak yang bertubuh pendek akibat kekurangan hormon pertumbuhan bisa diberikan hormon pertumbuhan buatan. Pada tahun pertama pengobatan, tinggi badannya bisa bertambah sebanyak 10-15 cm.
Merupakan suatu hal yang sia-sia memberikan hormon pertumbuhan kepada anak yang memiliki kadar hormon pertumbuhan yang normal.
Source:http://www.terapisehat.com/2010/10/kelainan-kelenjar-hipofisa.html
No comments:
Post a Comment